Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Ukraina Menyangkal Berupaya Membuat Bom Nuklir untuk Melawan Rusia



loading…

Ukraina menyangkal berupaya membuat bom nuklir untuk melawan Rusia jika AS di bawah Donald Trump menghentikan bantuan militernya. Foto/Departemen Energi AS

KYIV – Pemerintah Ukraina menyangkal laporan media Inggris yang menyatakan bahwa Kyiv berencana mengembangkan senjata nuklir untuk melawan Rusia jika Amerika Serikat (AS) menghentikan bantuan militernya.

Bantahan Kyiv disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri-nya pada Rabu waktu setempat.

“Ukraina berkomitmen pada NPT (Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir); kami tidak memiliki, mengembangkan, atau bermaksud memperoleh senjata nuklir,” kata juru bicara kementerian tersebut, Heorhii Tykhyi.

“Ukraina bekerja sama erat dengan IAEA (Badan Energi Atom Internasional) dan sepenuhnya transparan terhadap pemantauannya, yang melarang penggunaan bahan nuklir untuk keperluan militer,” paparnya, seperti dikutip Kyiv Independent, Kamis (14/11/2024).

Sebelumnya, The Times yang berbasis di Inggris melaporkan pada Rabu bahwa Ukraina dapat mengembangkan bom nuklir sederhana dalam beberapa bulan ke depan jika bantuan militer AS di bawah Presiden terpilih Donald Trump dihentikan.

Laporan itu mengutip sebuah makalah pengarahan dari National Institute for Strategic Studies yang disiapkan untuk Kementerian Pertahanan Ukraina.

Makalah tersebut menunjukkan bahwa Ukraina dapat dengan cepat membangun perangkat dasar menggunakan plutonium dan teknologi yang mirip dengan bom atom Fat Man yang dijatuhkan AS di Nagasaki pada tahun 1945.

“Membuat bom atom sederhana, seperti yang dilakukan Amerika Serikat selama Proyek Manhattan, tidak akan menjadi tugas yang sulit 80 tahun kemudian,” bunyi ringkasan makalah tersebut.

Kementerian Luar Negeri Ukraina sebelumnya membantah laporan media bahwa Ukraina berencana untuk mengembangkan senjata pemusnah massal sendiri.

Spekulasi tentang opsi nuklir Ukraina meningkat setelah Presiden Volodymyr Zelensky pada 17 Oktober mengatakan bahwa dia memberi tahu Trump pada bulan September bahwa Ukraina harus bergabung dengan NATO atau mengejar kemampuan nuklir untuk melindungi diri sendiri.

Zelensky kemudian menarik kembali komentarnya, dengan mengatakan bahwa Kyiv tidak mengejar senjata nuklir dan pernyataan tersebut dibuat untuk menekankan kegagalan Memorandum Budapest.

Berdasarkan perjanjian tahun 1994 tersebut, Ukraina dengan sukarela menyerahkan persenjataan nuklir warisan Soviet dengan imbalan menerima jaminan keamanan dari AS, Inggris, dan Rusia.

(mas)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *