Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Ukraina Kesal AS Bungkam setelah Rusia Luncurkan Serangan Udara Terbesar



loading…

Ukraina kesal pada Amerika Serikat yang bungkam setelah Rusia meluncurkan serangan udara terbesar dalam tiga tahun perang. Foto/X/@generalkellogg

KYIV Ukraina kesal atas bungkamnya Amerika Serikat (AS) setelah Rusia melakukan serangan udara terbesarnya dalam tiga tahun perang. Serangan dengan pesawat nirawak dan rudal balistik secara besar-besaran pada malam kedua berturut-turut tersebut telah menewaskan 12 orang, termasuk tiga anak.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta Amerika untuk berbicara menentang serangan Rusia setelah pejabat Kyiv mengonfirmasi bahwa Moskow telah meluncurkan 298 pesawat nirawak dan 69 rudal dalam beberapa gelombang di berbagai lokasi di seluruh negeri.

“Diamnya Amerika, diamnya orang lain di dunia hanya mendorong [Presiden Rusia Vladimir] Putin,” tulis Zelensky di Telegram.

“Setiap serangan teroris Rusia seperti itu adalah alasan yang cukup untuk sanksi baru terhadap Rusia,” lanjut dia, seperti dikutip dari The Guardian, Senin (26/5/2025).

Baca Juga: Serangan Udara Terbesar Rusia dengan 367 Drone ke Ukraina Tewaskan 12 Orang

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pertahanan udaranya telah menembak jatuh 110 pesawat nirawak Ukraina dalam semalam.

Serangan Rusia itu terjadi saat kedua negara menyelesaikan pertukaran tahanan terbesar mereka sejak Moskow melancarkan invasi skala penuh pada Februari 2022, dengan 1.000 tentara yang ditangkap dan tahanan sipil dipertukarkan oleh masing-masing pihak.

Skala serangan udara terbaru terhadap Ukraina, dan jumlah korban sipil, mendorong diplomat utama Uni Eropa, Kaja Kallas, untuk menyerukan tekanan internasional terkuat pada Rusia untuk menghentikan perang.

“Serangan tadi malam sekali lagi menunjukkan Rusia bertekad untuk lebih banyak menderita dan memusnahkan Ukraina. Sangat menyedihkan melihat anak-anak di antara korban tak berdosa yang terluka dan terbunuh … Kita membutuhkan tekanan internasional terkuat pada Rusia untuk menghentikan perang ini,” katanya pada hari Minggu.

Komentar Kallas digaungkan oleh Menteri Luar Negeri Estonia Margus Tsahkna. “Malam ini Rusia kembali menunjukkan niatnya untuk menghapus Ukraina dari peta dengan serangan drone dan rudal—termasuk rudal balistik. Putin terus melakukannya hingga tekanan menjadi tak tertahankan. Kita yang harus menghentikannya,” tulisnya di X.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *