Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Ukraina Bisa Memiliki Senjata Nuklir, Seluruh Pangkalan Militer Rusia Terancam



loading…

Ukraina dilaporkan mampu memiliki senjata nuklir dalam beberapa bulan ke depan jika AS hentikan bantuan militer. Jika itu terjadi, seluruh pangkalan militer Rusia bisa terancam. Foto/icanw.org

KYIV Ukraina dilaporkan bisa memiliki senjata nuklir dalam beberapa bulan ke depan. Jika itu terjadi, seluruh pangkalan militer Rusia dalam kondisi terancam.

Kemampuan Kyiv itu terungkap dalam makalah hasil riset National Institute for Strategic Studies yang disiapkan untuk Kementerian Pertahanan Ukraina.

Menurut makalah tersebut, Ukraina dapat bekerja cepat di reaktor nuklirnya untuk mengembangkan senjata atom mentah jika Amerika Serikat (AS) menghentikan bantuan militer.

“Penulis di National Institute for Strategic Studies percaya membuat bom atom sederhana, seperti yang dilakukan Amerika Serikat dalam kerangka Proyek Manhattan, tidak akan menjadi tugas yang sulit 80 tahun kemudian,” tulis The Times, Rabu, mengutip ringkasan makalah tersebut.

Makalah yang diterbitkan Center for Army, Conversion and Disarmament Studies tersebut mengeklaim bahwa meskipun Ukraina tidak dapat memperkaya Uranium—sebuah proses yang vital untuk membangun senjata nuklir modern, sembilan reaktor nuklir yang beroperasi di sana diperkirakan mengandung tujuh ton plutonium.

“Ini dapat digunakan untuk membuat bom yang mirip dengan Fat Man yang dijatuhkan di Nagasaki oleh AS pada tahun 1945,” tulis mereka.

Para penulis itu memaparkan bahwa meskipun bom Fat Man versi Ukraina hanya akan memiliki kekuatan sepersepuluh dari bom yang menghancurkan Nagasaki, jumlah plutonium di reaktor negara itu cukup untuk ratusan hulu ledak dengan hasil taktis beberapa kiloton.

“Itu akan cukup untuk menghancurkan seluruh pangkalan udara Rusia atau instalasi militer, industri, atau logistik yang terkonsentrasi. Hasil nuklir yang tepat tidak dapat diprediksi karena akan menggunakan isotop plutonium yang berbeda,” kata Aleksey Yizhak, salah satu penulis makalah, sebagaimana dilansir Russia Today, Kamis (14/11/2024).

Menurut laporan The Times, makalah tersebut telah dibagikan kepada wakil menteri pertahanan Ukraina, dan sedianya akan dipresentasikan pada sebuah konferensi yang dihadiri oleh menteri pertahanan dan industri strategis Ukraina pada hari Rabu.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *