Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Ukraina Belum Tunjukkan Keinginan untuk Berdamai dengan Rusia



loading…

Presiden AS Donald Trump menuding Ukraina belum menunjukkan keinginan untuk berdamai dengan Rusia. Foto/Peter Druk/Xinhua

WASHINGTONUkraina belum menunjukkan keinginannya untuk berdamai dengan Rusia. Itu diungkapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjelang perundingan Amerika-Ukraina di Arab Saudi.

Pada Minggu, seorang reporter bertanya kepada Trump di dalam Air Force One apakah ia akan melanjutkan bantuan militer ke Ukraina jika negara itu menandatangani kemitraan dengan AS untuk pengembangan endapan mineral kritisnya.

“Saya pikir mereka akan menandatangani kesepakatan mineral. Namun, saya ingin mereka menginginkan perdamaian. Saat ini, mereka belum menunjukkannya sejauh yang seharusnya,” kata Trump, dilansir RT.

“Namun, saya pikir mereka akan melakukannya. Saya pikir itu akan terlihat jelas dalam dua atau tiga hari ke depan. Saya pikir, pada akhirnya, kita akan berdamai,” tambah presiden.

Trump menegaskan kembali bahwa prioritasnya adalah menjadi penengah gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina untuk menyelamatkan “nyawa manusia” di medan perang. Ia mengatakan bahwa ia mengharapkan “hasil yang baik” dari perundingan AS-Ukraina yang direncanakan di Arab Saudi.

Baca Juga: Proposal Mesir untuk Gaza 2030 Persatukan Negara-negara Arab

Minggu lalu, Trump menghentikan semua pengiriman senjata ke Kiev dan membatasi pembagian informasi intelijen dengan harapan dapat membujuk Ukraina agar lebih menerima upaya mediasinya.

Trump mengatakan bahwa ia merasa “lebih sulit” untuk berurusan dengan Ukraina daripada dengan Rusia, karena Kiev berupaya memperbaiki hubungan setelah kunjungan pemimpin Ukraina Vladimir Zelensky yang gagal ke Gedung Putih bulan lalu.

AS awalnya berencana untuk menandatangani kesepakatan mineral pada tanggal 28 Februari. Namun, upacara tersebut dibatalkan setelah Trump dan Wakil Presiden J.D. Vance berselisih dengan Zelensky di depan wartawan di Ruang Oval.

Trump kemudian menuduh pemimpin Ukraina itu berperilaku tidak sopan dan tidak berterima kasih atas bantuan militer dan keuangan yang telah diberikan AS sejak 2022. Zelensky menggambarkan pertemuan itu sebagai “sangat disesalkan” dan menyatakan keinginan untuk memperbaiki hubungan.

Rusia telah menyatakan bahwa perdamaian yang langgeng tidak mungkin terjadi tanpa mengatasi akar penyebab konflik, termasuk perluasan NATO ke arah timur.

Moskow telah menuntut agar Ukraina membatalkan aspirasinya untuk bergabung dengan blok yang dipimpin AS dan menjadi negara netral dengan tentara terbatas. Rusia juga mengatakan Ukraina harus melepaskan klaimnya atas Krimea dan empat wilayah lain yang telah memilih untuk menjadi bagian dari Rusia sejak 2014.

(ahm)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *