Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Trump Surati Iran, Beri Ultimatum 2 Bulan untuk Kesepakatan Nuklir Baru



loading…

Presiden AS Donald Trump. Foto/Xinhua/Hu Yousong

WASHINGTON – Surat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei mencantumkan batas waktu dua bulan untuk mencapai kesepakatan nuklir baru, menurut laporan Axios.

Seorang pejabat AS dan dua sumber yang diberi pengarahan tentang surat tersebut mengonfirmasi batas waktu tersebut, meskipun masih belum jelas apakah waktu dimulai dari pengiriman surat atau awal negosiasi.

Surat tersebut dikirimkan kepada Khamenei melalui rantai diplomatik yang melibatkan Utusan Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff dan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed Bin Zayed.

Witkoff menyerahkan surat tersebut kepada Zayed selama pertemuan di Abu Dhabi, setelah itu utusan UEA Anwar Gargash pergi ke Teheran untuk menyerahkannya kepada Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi.

Khamenei mengecam apa yang disebutnya “taktik intimidasi” setelah ancaman Trump.

Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan awal pekan ini bahwa surat tersebut masih dalam peninjauan dan tanggapan sedang disusun. Trump menegaskan niatnya mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

“Kita tidak bisa membiarkan mereka memiliki senjata nuklir. Sesuatu akan segera terjadi. Saya lebih suka kesepakatan damai daripada opsi lainnya, tetapi opsi lainnya akan menyelesaikan masalah,” tegas Trump sebelumnya.

Pada tahun 2018, Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran 2015 dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran.

Meskipun mematuhi perjanjian tersebut selama lebih dari setahun setelah penarikan AS, Iran secara bertahap mengurangi komitmennya, dengan alasan kegagalan penandatangan kesepakatan yang tersisa untuk melindungi kepentingannya.

Pemerintahan Trump telah mengisyaratkan kembalinya strategi “tekanan maksimum”, dengan fokus pada sanksi ketat untuk mengekang program rudal balistik dan nuklir Iran.

Trump menuntut Iran menghentikan dukungan untuk Houthi Yaman, dan bersumpah “menghancurkan” kelompok tersebut.

(sya)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *