Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Trump Bisa Jadikan Arab Saudi Tujuan Lawatan Pertama, Imbalannya Kontrak Dagang Rp8.154 Triliun



loading…

Presiden AS Donald Trump memegang bola bercahaya bersama Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz. Foto/new matilda

WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melanggar tradisi Amerika pada tahun 2017 ketika dia memilih Arab Saudi sebagai kunjungan pertamanya ke negara asing sebagai presiden.

Saat itu, perjalanan berujung pada foto Trump yang memegang bola bercahaya bersama Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Raja Saudi Salman bin Abdulaziz.

Pada hari Senin (20/1/2025), ketika Trump menandatangani serangkaian perintah eksekutif, presiden ditanya tentang perjalanan itu dan mengapa dia memilih Arab Saudi.

Trump menjawab itu karena Saudi setuju membeli barang-barang Amerika senilai ratusan miliar dolar, seraya menambahkan dia akan melakukannya lagi. Namun kali ini, harganya akan menjadi USD500 miliar (Rp8.154 triliun).

“Saya melakukannya dengan Arab Saudi terakhir kali karena mereka setuju membeli produk kami senilai USD450 miliar dolar. Saya bilang saya akan melakukannya, tetapi Anda harus membeli produk Amerika dan mereka setuju untuk melakukannya,” ujar Trump kepada seorang reporter di Ruang Oval pada hari Senin.

Ketika ditanya ke mana dia berencana melakukan kunjungan luar negeri pertamanya kali ini, Trump menjawab, “Yah, saya tidak tahu. Jika Arab Saudi ingin membeli 450 atau 500 lagi, kami akan menaikkannya untuk semua inflasi. Saya pikir saya mungkin akan pergi ke sana.”

Tidak jelas apakah Trump serius dalam pernyataannya. Namun, komentar tersebut menyoroti bagaimana Trump mendekati kebijakan dengan memprioritaskan perdagangan Amerika dan ekonomi AS di atas semua masalah lainnya.

Hubungan AS-Saudi memburuk di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden sebelumnya karena kritik Biden terhadap pembunuhan kolumnis Saudi Jamal Khashoggi.

Meskipun ada upaya oleh pemerintahan Biden untuk memperbaiki hubungan mereka di paruh kedua masa jabatannya, hubungan tersebut tampaknya tidak pernah sepenuhnya menghangat.

Di bawah Trump, Arab Saudi dan AS memiliki hubungan yang jauh lebih bersahabat, dan menantu laki-laki Trump serta mantan penasihat senior, Jared Kushner, memiliki persahabatan pribadi dengan Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *