Terdampak Perang, 40.000 Perusahaan Israel Tutup Sejak Oktober



loading…

Orang-orang memegang spanduk bertuliskan Boikot Barang-Barang Israel dan bendera Palestina, berkumpul untuk protes di luar Kantor Pusat Regional EMEA Google di Dublin, Irlandia yang mendesak perusahaan tersebut mengakhiri kontrak Proyek Nimbus senilai U

TEL AVIV – Sekitar 40.000 perusahaan Israel telah menutup usahanya sejak Oktober. Tak hanya itu, jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 60.000 perusahaan pada akhir tahun ini, menurut surat kabar Israel, Maariv, Rabu (10/7/2024).

Surat kabar Israel tersebut mengutip data dari CEO perusahaan informasi bisnis CofaceBDI, Yoel Amir, yang mengatakan, “Ini adalah angka yang sangat tinggi yang mencakup banyak sektor.”

Sebagian besar, yaitu 77%, adalah usaha kecil yang paling rentan.

Dia mencontohkan, sektor yang paling terkena dampak adalah konstruksi dan industri terkait seperti keramik, AC, aluminium, dan bahan bangunan.

Sementara perdagangan, termasuk fesyen, furnitur dan peralatan rumah tangga, serta sektor jasa, termasuk kafe, hiburan dan jasa hiburan, serta transportasi juga terkena dampaknya.

Pariwisata sangat terkena dampak perang dengan hampir tidak adanya pariwisata asing, seiring dengan menurunnya mood nasional.

“Kerusakan di zona pertempuran lebih serius, namun kerugian terhadap dunia usaha terjadi di seluruh negeri, dan hampir tidak ada sektor yang tak terkena dampaknya,” papar Amir.

Dia menunjukkan, “Kerusakan yang ditimbulkan sangat besar pada semua aspek perekonomian Israel.”

“Pada akhirnya, ketika perusahaan-perusahaan menutup usahanya dan tidak mempunyai kemampuan untuk membayar utangnya, maka terdapat juga kerugian kecil pada pelanggan, pemasok. dan perusahaan yang menjadi bagian dari sistem kerjanya,” ungkap dia.

“Selain penutupan perusahaan, terjadi penurunan tajam aktivitas korporasi di berbagai sektor sejak awal perang,” ujar dia.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *