Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Siapa Walid Ahmad? Remaja Palestina yang Tewas di Penjara Israel Dikenal Pencetak Gol Terbanyak di Timnya



loading…

Walid Ahmad, remaja Palestina yang tewas dipenjara Israel dikenal pencetak gol terbanyak di timnya. Foto/Eye on Palestine

GAZA – Keluarga Walid Khaled Abdullah Ahmad, seorang tahanan Palestina berusia 16 tahun, sedang berduka atas kematiannya di Penjara Megiddo Israel, tempat ia menjadi korban dari apa yang mereka gambarkan sebagai penyiksaan dan pengabaian yang disengaja oleh otoritas Israel.

Di dalam rumah keluarga di Silwad, sebuah kota di sebelah timur Ramallah di Tepi Barat yang diduduki, kesedihan dan keterkejutan memenuhi udara. Ayah Walid memegang foto putranya yang tersenyum, yang kini menjadi kenangan menyakitkan tentang kehidupan yang berakhir singkat.

Siapa Walid Ahmad? Remaja Palestina yang Tewas di Penjara Israel Dikenal Pencetak Gol Terbanyak di Timnya

1. Siswa Berprestasi dan Pencetak Gol Terbanyak

“Dia ditangkap saat fajar pada 30 September 2024, saat terjadi penggerebekan brutal Israel. Tentara menghancurkan perabotan kami dan membawanya dari tempat tidurnya saat dia masih mengenakan pakaian dalam,” kata Khaled Ahmad, ayah Walid.

“Dia adalah siswa berprestasi, pencetak gol terbanyak di tim sepak bola lokalnya, dan sedang bersiap untuk bergabung dengan tim nasional Palestina,” kata ayahnya kepada Anadolu.

“Dia bercita-cita belajar perbankan di luar negeri dan kembali untuk mengabdi kepada rakyatnya. Masa depannya cerah. Dia adalah putra tertua, dengan satu saudara laki-laki dan dua saudara perempuan, dan ketidakhadirannya telah meninggalkan luka yang tak tersembuhkan pada keluarga kami,” Ahmad menambahkan.

Pekan lalu, Masyarakat Tahanan Palestina dan Komisi Urusan Tahanan mengonfirmasi kematian Walid, dengan mengatakan bahwa mereka secara resmi diberitahu oleh Administrasi Sipil Israel.

Kedua organisasi tersebut menyatakan bahwa kematiannya merupakan bagian dari pola yang lebih luas dari “pelanggaran sistematis” di penjara-penjara Israel, yang telah meningkat sejak pecahnya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023.

2. Belum Dijatuhi Hukuman

Walid masih dalam tahanan dan belum dijatuhi hukuman ketika ia meninggal, tetapi keluarganya melaporkan bahwa pasukan Israel memperlakukannya dengan “penganiayaan berat.”

Menurut ayahnya, otoritas Israel memperlakukan Walid dengan “pemukulan, kelaparan, dan pengabaian medis selama ia berada dalam tahanan.”

“Laporan otopsi menunjukkan bahwa ia telah kehilangan berat badan yang signifikan, menderita kudis dan infeksi, dan telah jatuh pingsan sebelum kematiannya,” kata Ahmad, seraya menambahkan: “Israel dengan sengaja membunuh tahanan anak-anak.”

“Walid tidak memiliki masalah kesehatan sebelumnya. Ia dibiarkan kelaparan, tidak diobati, dan akhirnya dibunuh.” Ia menambahkan bahwa kematian Walid dapat dicegah jika ia menerima perhatian medis dan makanan yang tepat.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *