Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Siapa Ismet Akcin? Imam yang Dijuluki Syeikh Protein karena Mempopulerkan Push-up sambil Berzikir



loading…

Ismet Akcin dijuluki Syeikh Protein karena mempopulerkan kebugaran sambil berzikir. Foto/reciteintune

WASHINGTON – Ismet Akcin dikenal sebagai Syeikh Protein karena menginspirasi kebugaran bagi jamaahnya.

Bukan hanya memimpin salat, Akcin juga mengajar kelas hingga zikir Subuh bahkan pendakian ketika hari libur. Dia mempopulerkan Sunah dengan berolahraga.

Siapa Ismet Akcin? Imam yang Dijuluki Syeikh Protein karena Mempopulerkan Push-up sambil Berzikir

1. Lahir di Turki dan Belajar Islam di Mesir

Melansir Al Madina, Ismet Akcin merupakan seorang Imam yang berpengalaman dan ulama yang dinamis dengan pengalaman lebih dari dua dekade. Ia lahir di Turki dan menyelesaikan pendidikan Hifdth dan Alimiyah di sana sebelum pindah ke Mesir untuk belajar Syariah dan Qiraa di bawah bimbingan Syaikh Ahmed Nuaina yang terkenal di dunia.

Ia meraih gelar di bidang Syariah dari Universitas Al-Azhar dan gelar Master dalam Studi Interdisipliner dari Universitas Niagara di New York.

Baca Juga: Gencatan Senjata Versi Trump Jadi Pertaruhan Besar Putin

2. Berdakwah di AS

Pada bulan Januari 2018, Ismet Akcin bergabung dengan Islamic Society of Baltimore sebagai seorang Imam. Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur dan Imam di: Islamic Cultural Center of New York, Manhattan, Islamic Center of Greater Miami, Florida, Islamic Center of El Paso, Texas, Rochester Islamic Center, NY. Ismet juga menjabat sebagai Imam di Akev Islamic Center of Gumusyaka di Istanbul, Turki.

Ismet dikenal secara internasional sebagai seorang Qari yang bacaan Al-Qur’an-nya yang saksama merasuk ke hati orang-orang yang cukup beruntung untuk mendengarkannya. Penguasaannya yang luar biasa terhadap tajwid dan intonasi serta penyampaian firman Allah yang luar biasa telah membuatnya menjadi seorang Qari yang terkenal di dunia.

3. Menjadi Qari yang Terkenal

Sheikh Ismet menerima diploma dalam bidang Hahfizul Qur’an pada tahun 1981 dari Institut Tahfizul Qur’an di Rize, Turki. Ia kemudian menghabiskan delapan tahun berikutnya belajar di Sekolah Menengah dan Atas Islam Khatib di Samsun, Turki, di mana ia dianugerahi diploma Imam Khatib.

Ia melanjutkan pendidikan Islamnya di salah satu lembaga Islam tertua dan paling bergengsi di dunia, Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir, di mana ia lulus dengan gelar dalam bidang Syariah (Hukum Islam) dan Tafsirul-ul-Qur’an (Tafsir). Di Al-Azhar, ia dengan cepat dikenal sebagai salah satu pembaca Al-Qur’an terbaik mereka yang merupakan prestasi yang luar biasa.

Saat menjadi mahasiswa di Al-Azhar, Ismet terus belajar. Dari tahun 1991 hingga 1995, ia belajar dengan Ahmed Nainah yang dianggap sebagai salah satu Qari paling terkenal di dunia. Sheikh Ismet juga mempelajari Ijazah tradisional dengan ulama dan Qari Al-Qur’an Mesir, Sheikh Hasan Salih.

(ahm)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *