Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Siapa Fajr Al-Saeed? Pembaca Berita Televisi Kuwait yang Menyerukan Normalisasi Hubungan dengan Israel



loading…

Fajr Al Saeed menyerukan normalisasi hubungan dengan Israel. Foto/Facebook

GAZA – Pembawa berita televisi Kuwait Fajr Al-Saeed telah dijatuhi hukuman tiga tahun penjara atas tuduhan menyebarkan berita palsu dan menyalahgunakan internet, menyusul putusan Pengadilan Pidana Kuwait yang dilaporkan oleh media Kuwait.

Keputusan tersebut muncul setelah pernyataan kontroversial Saeed tentang normalisasi dengan Israel dan pandangan politiknya yang blak-blakan, yang telah memicu perdebatan baik di Kuwait maupun di seluruh wilayah.

Saeed awalnya ditahan pada 9 Januari, dengan pihak berwenang menuduhnya mempromosikan normalisasi dengan Israel.

Siapa Fajr Al-Saeed? Pembaca Berita Televisi Kuwait yang Menyerukan Normalisasi Hubungan dengan Israel

1. Sudah sejak Lama Menyerukan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Pada tahun 2021, ia mengatakan kepada penyiar Israel Kan bahwa ia mendukung normalisasi, sebuah posisi yang telah ia ungkapkan dalam sebuah posting tahun 2019 di X, di mana ia menulis bahwa ia “sangat mendukung normalisasi dengan negara Israel”.

Meskipun ia dibebaskan dari tuduhan khusus mempromosikan normalisasi, pengadilan memutuskan ia bersalah atas tuduhan lain yang terkait dengan aktivitas daringnya.

2. Tokoh yang Memecah Belah Kuwait

Saeed telah lama menjadi tokoh yang memecah belah di Kuwait karena pandangan politik dan sosialnya, yang sering kali berbenturan dengan sikap resmi negara tersebut terhadap isu-isu sensitif.

Pemerintah Kuwait telah berulang kali menolak normalisasi dengan Israel, bersikeras bahwa setiap hubungan diplomatik harus didahului oleh resolusi yang adil untuk masalah Palestina.

Pada tanggal 9 Februari, kementerian luar negeri Kuwait menegaskan kembali pendiriannya, menolak pemindahan warga Palestina dan mendukung hak mereka untuk negara merdeka berdasarkan perbatasan pra-1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Baca Juga: Erdogan Galang Kekuatan Lawan Pencaplokan Gaza

3. Pernah Meminta Maaf atas Kasus dengan Irak

Vonis Saeed di Kuwait dijatuhkan beberapa hari setelah kedutaan besar Irak di Kuwait mencabut gugatan terpisah terhadapnya, menyusul permintaan maaf resmi yang telah ia sampaikan kepada Irak dan para pemimpinnya.

Pada 10 Februari, Saeed meminta maaf secara terbuka di X, dengan berbicara kepada Perdana Menteri Irak Mohammed Shiaa al-Sudani, Pasukan Mobilisasi Rakyat (PMF) yang disponsori pemerintah, dan rakyat Irak.

Ia juga mengumumkan bahwa ia berhenti dari pekerjaan politik, bersumpah untuk menjauh dari komentar publik dan kritik politik.

Masalah hukumnya di Irak bermula dari video pada 4 Januari di programnya ‘Hona al-Kuwait’ (Ini Kuwait), di mana ia mengkritik suara mayoritas parlemen Irak untuk mengakhiri kehadiran Amerika di Irak.

Ia berpendapat bahwa meskipun ada pemungutan suara, pasukan AS tidak akan pergi, dan selanjutnya mengklaim bahwa era kelompok bersenjata di Irak akan segera berakhir.

Dalam komentarnya, ia secara khusus menyebutkan milisi Asaib Ahl al-Haq dan pemimpinnya Qais al-Khazali, sebuah faksi utama dalam PMF, sebuah koalisi kelompok bersenjata pimpinan Syiah yang dibentuk pada tahun 2014 untuk melawan kelompok Negara Islam (IS).

Menyusul pernyataannya, otoritas Irak melakukan tindakan hukum terhadapnya, tetapi pada hari Kamis Kantor Berita Irak (INA) melaporkan bahwa Perdana Menteri al-Sudani telah memerintahkan agar kasus tersebut ditarik setelah Saeed meminta maaf.

(ahm)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *