Rusia Tegaskan Hanya Satu Hal yang Bisa Bawa Perdamaian di Timur Tengah



loading…

Seorang wanita Palestina berjalan bersama anak-anaknya saat asap mengepul dari serangan Israel di daerah permukiman di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah pada hari Jumat (1/11/2024). Foto/Ali Jadallah/Anadolu

MOSKOW – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menegaskan konflik di Timur Tengah hanya dapat diselesaikan dengan menghentikan kekerasan dan menciptakan kondisi untuk pembentukan negara Palestina yang merdeka.

“Tidak akan ada pemenang dalam perang yang sedang berlangsung,” tegas Lavrov pada Jumat (1/11/2024).

Dalam wawancara dengan harian Turki Hurriyet, Lavrov mengatakan kita melihat spiral kekerasan yang semakin dalam di Timur Tengah dan semakin banyak negara yang ditarik ke dalam “pusaran konfrontasi.”

Israel dan Hizbullah yang berbasis di Lebanon telah saling serang selama setahun terakhir karena Hizbullah telah mendukung perjuangan Palestina mengingat operasi militer Zionis terhadap Hamas.

Rezim kolonialis Israel telah meningkatkan kampanyenya melawan kelompok pejuang Syiah tersebut, dengan melancarkan serangan terhadap target-target Hizbullah di Lebanon selatan.

Ketegangan antara Teheran dan Zionis juga meningkat sejak Israel melakukan serangkaian serangan terhadap target-target di Iran pekan lalu.

Serangan itu merupakan respons terhadap rentetan rudal yang ditembakkan Iran ke negara Yahudi tersebut pada bulan Oktober yang merupakan balasan atas pembunuhan para pemimpin Hizbullah dan komandan Iran.

Menteri Rusia telah mendesak kedua belah pihak menghentikan eskalasi lebih lanjut sebelum situasi menjadi tidak terkendali.

“Puluhan ribu warga Palestina yang tidak bersalah telah tewas di Gaza sejak pecahnya konflik dengan Israel, sementara di Lebanon jumlah korbannya mencapai ribuan,” papar dia.

Lavrov mencatat Rusia telah mengutuk pembunuhan para pemimpin politik Hamas dan Hizbullah, dengan memperingatkan hal itu dapat memperburuk situasi yang sudah tegang di wilayah tersebut dan merusak upaya mengakhiri perang di Gaza.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *