Rusia Murka Israel Caplok Lebih Banyak Wilayah Suriah di Dataran Tinggi Golan



loading…

NEW YORK – Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Vassily Nebenzia menegaskan Rusia mencatat pernyataan yang saling bertentangan dari Israel mengenai status Dataran Tinggi Golan dan tidak memahami bagian mana dari wilayah ini yang dianggap Israel sebagai bagian integralnya.

“Kami mendengar pesan yang saling bertentangan dari Israel … Duta Besar Israel mengirim surat yang mengatakan ini adalah keputusan sementara, mengingat kekosongan yang terjadi di sana. Dan kemudian (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu pada konferensi pers mengatakan tentang Dataran Tinggi Golan sebagai bagian integral dari Israel. Namun sekarang kami tidak tahu bagian mana dari Dataran Tinggi Golan yang dianggapnya sebagai bagian integral dari Israel, dengan mereka melanggar zona penyangga,” tegas Nebenzia kepada wartawan.

Pada hari Minggu (8/12/2024), Netanyahu mengatakan perjanjian yang dicapai tak lama setelah Perang Yom Kippur 1973 (juga dikenal sebagai Perang Ramadan) tidak lagi berlaku karena pasukan Suriah telah meninggalkan posisi mereka.

Netanyahu memerintahkan Pasukan Pertahanan Israel untuk “sementara” mengambil alih zona penyangga di Dataran Tinggi Golan.

Vassily Nebenzia menekankan, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa “kurang lebih” bersatu dalam hal kebutuhan untuk menjaga integritas teritorial Suriah dan memastikan keselamatan warga sipil, serta aliran bantuan kemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan.

“Dan Dewan, menurut saya, kurang lebih bersatu dalam hal kebutuhan untuk menjaga integritas teritorial dan persatuan Suriah, untuk memastikan perlindungan warga sipil, untuk memastikan bantuan kemanusiaan sampai ke populasi yang membutuhkan,” ujar Nebenzia kepada wartawan, seraya menambahkan konsultasi Dewan Keamanan PBB tentang Suriah positif.

Dia juga mencatat semua orang, termasuk anggota Dewan Keamanan PBB, terkejut dengan kejadian di Suriah.
Pada saat yang sama, Nebenzia mengatakan perlu untuk menunggu, mengamati, dan mengevaluasi bagaimana situasi di negara itu akan berkembang.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa membahas kebutuhan membuat dokumen tentang situasi di Suriah, dan penerbitannya mungkin akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang, menurut Nebenzia.

“Kami sedang membicarakan perlunya menyusun dokumen oleh Dewan, bukan hari ini. Maksud saya, tidak ada yang siap untuk itu hari ini, tetapi saya pikir dalam beberapa hari mendatang, mudah-mudahan lebih cepat daripada nanti, kita akan melihatnya,” papar Nebenzia kepada wartawan.

Kelompok oposisi bersenjata Suriah merebut Damaskus pada hari Minggu. Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi al-Jalali mengatakan dia dan 18 menteri lainnya telah memutuskan untuk tetap berada di ibu kota.

Jalali juga mengatakan dia telah menghubungi para pemimpin kelompok pemberontak yang telah memasuki kota tersebut.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Presiden Suriah Bashar Assad telah mengundurkan diri dan meninggalkan Suriah setelah berunding dengan beberapa pihak dalam konflik Suriah.

(sya)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *