loading…
Pejuang Hamas berjaga saat pembebasan sandera di Jalur Gaza. Foto/tasnim
“Kami menganggapnya sebagai resep untuk menciptakan kekacauan dan ketegangan di wilayah tersebut. Rakyat kami di Jalur Gaza tidak akan membiarkan rencana ini terlaksana,” tegas pernyataan Hamas tersebut.
“Yang dibutuhkan adalah diakhirinya pendudukan dan agresi terhadap rakyat kami, bukan pengusiran mereka dari tanah mereka,” ungkap Hamas.
Hamas menekankan, “Rakyat kami di Gaza telah menggagalkan rencana pemindahan dan deportasi di bawah pemboman selama lebih dari 15 bulan. Mereka berakar di tanah mereka dan tidak akan menerima skema apa pun yang bertujuan mencabut mereka dari tanah air mereka.”
Selain itu, Hamas mengatakan siap menjalin kontak dan mengadakan pembicaraan dengan pemerintahan Trump.
Sikap itu diungkap seorang pejabat senior Hamas kepada kantor berita negara Rusia, RIA.
“Kami siap melakukan kontak dan pembicaraan dengan pemerintahan Trump,” ujar anggota senior Politbiro Hamas Mousa Abu Marzouk saat berkunjung ke Moskow, tempat dia mengadakan pembicaraan dengan Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Senin.
RIA menerbitkan komentar Marzouk pada Rabu pagi (5/2/2025), tetapi tidak diketahui kapan komentar itu dibuat.
Komentar itu muncul saat Hamas merilis pernyataan yang mengecam rencana Trump yang dia tegaskan kembali pada konferensi pers dengan Netanyahu dari Israel pada Selasa malam, untuk merelokasi penduduk Gaza.
Michael Schirtzer, aktivis dalam protes di luar Gedung Putih yang menolak kunjungan Netanyahu, mengatakan warga Amerika tidak ingin uang pajak mereka digunakan untuk membunuh warga Palestina.