Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Putri dari Penyelundup Jepang yang Kabur ke Korut



loading…

Ko Yong-hui (dua dari kiri depan), ibu kandung pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, semasa muda berpose dengan teman-temannya di Jepang. Foto/Yoji Gomi

TOKYO – Sebuah buku baru yang diterbitkan di Jepang telah mengungkap kehidupan Ko Yong-hui, ibu kandung pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Buku tersebut mengungkap latar belakang Ko Yong-hui yang selama ini dirahasiakan rezim Pyongyang.

Terbit bulan lalu, buku berjudul “Ko Yong-hui: The Zainichi Korean Who Became Kim Jong-un’s Mother [Ko Yong-hui: Zainichi Korea yang Menjadi Ibu Kim Jong-un]” ditulis oleh jurnalis dan penulis Yoji Gomi. Buku ini didasarkan pada wawancara dengan kerabat Ko Yong-hui yang masih tinggal di Jepang.

Buku tersebut merinci bagaimana kakek dari pihak ibu Kim Jong-un; Ko Gyon-taek, menjalani kehidupan yang sulit sebagai penyelundup dan harus melarikan diri ke Korea Utara ketika dia hampir ditangkap karena bisnis ilegalnya.

Baca Juga: Korea Utara Gencar Produksi Senjata Kimia, Bakal Digunakan Lebih Dulu sebelum Bom Nuklir

Bagi rezim Korea Utara yang didirikan atas dasar kebencian terhadap Jepang karena penjajahan di Korea dan supremasi dinasti Kim, berita bahwa kakek Kim adalah seorang penyelundup biasa bisa sangat merugikan. Hal ini juga merusak persepsi rezim terhadap zainichi atau warga Korea generasi kedua yang tinggal di Jepang, yang pindah ke Korea Utara sebagai mata-mata.

“Korea Utara telah lama menyebarkan narasi bahwa keluarga Kim sendirian meraih kemerdekaan bagi bangsanya,” ujar Gomi kepada This Week in Asia, Kamis (10/7/2025).

“Namun, mengungkapkan bahwa ibu dari pemimpin Korea [Utara] adalah seorang zainichi Korea–sebuah kelompok yang masih mengalami diskriminasi di Korea Utara hingga saat ini–akan merusak prestise dan legitimasi rezim tersebut,” paparnya.

Klan Kim selalu menjunjung tinggi kemurnian “garis keturunan Gunung Paektu”, yang dinamai berdasarkan gunung ikonis yang berdiri di perbatasan Korea Utara dengan China dan, menurut legenda, merupakan lokasi kamp gerilya tempat Kim Il-sung, pendiri negara Korea Utara dan kakek (dari pihak ayah) Kim Jong-un, memimpin sekelompok pemberontak melawan pasukan Jepang yang menduduki semenanjung Korea.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *