Putin Teken Doktrin Nuklir Baru, Bos Mata-mata Rusia Warning Hukuman NATO



loading…

Kepala SVR Sergei Naryshkin melontarkan warning hukuman kepada negara-negara NATO setelah Presiden Vladimir Putin meneken doktrin nuklir baru Rusia. Foto/TASS

MOSKOW – Presiden Vladimir Putin telah meneken doktrin nuklir baru Rusia, yang memungkinkannya untuk menggunakan senjata mengerikan tersebut.

Beberapa jam setelah doktrin baru itu diteken menjadi undang-undang, Kepala Badan Intelijen Asing Rusia (SVR) Sergei Naryshkin melontarkan warning atau peringatan “hukuman” kepada negara-negara NATO.

Menurut Naryshkin, blok Barat berisiko menghadapi konsekuensi yang menghancurkan jika Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa memicu konfrontasi militer langsung dengan Rusia atas perang di Ukraina.

Moskow telah mengecam keputusan Washington yang mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh pasokan AS untuk menyerang wilayah Rusia.

Serangan itu benar-benar dilakukan Kyiv pada Selasa lalu dengan menembakkan enam rudal ATACMS Amerika ke Wilayah Bryansk Rusia, yang menurut Moskow lima misil di antaranya berhasil ditembak jatuh sistem pertahanan udara.

Sehari kemudian, pada Rabu, Ukraina melakukan serangan serupa ke Wilayah Kursk dan Wilayah Krasnodar Rusia dengan sekitar 12 rudal Storm Shadow pasokan Inggris.

Naryshkin mengatakan Rusia akan menghukum negara-negara NATO mana pun yang membantu Ukraina menyerang jauh ke Rusia dengan senjata jarak jauh Barat.

“Upaya oleh sekutu NATO untuk berpartisipasi dalam menyediakan kemungkinan serangan jarak jauh dengan senjata Barat jauh ke wilayah Rusia tidak akan luput dari hukuman,” kata bos mata-mata Rusia tersebut kepada majalah National Defence, yang dilansir Kamis (21/11/2024).

Washington tidak segera menanggapi peringatan Naryshkin, namun mengatakan bahwa pembaruan doktrin nuklir Rusia bukanlah sesuatu yang mengejutkan dan menolak lebih banyak retorika yang tidak bertanggung jawab dari Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan pembaruan doktrin nuklir Rusia menunjukkan kurangnya minat pemimpin Kremlin terhadap perdamaian.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *