loading…
Prediksi biaya perang Israel pada 2025, bakal meroket hingga Rp1.030 triliun. Foto/NBC News
Pertemuan tingkat tinggi terkait anggaran negara 2025 dihadiri oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pejabat ekonomi senior, seperti Gubernur Bank Israel Amir Yaron, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, direktur jenderal kementerian keuangan, dan penasihat ekonomi Netanyahu.
Amir Yaron mengatakan konflik di selatan dan utara merupakan “beban anggaran”, pasukan pertahanan Israel (IDF) tidak boleh mendapatkan “cek kosong” untuk pengeluaran permanen. Karena itulah, dia meninjau pengeluaran pertahanan.
Pengeluaran Israel sempat melonjak hampir 36% dalam empat bulan pertama 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sekitar dua pertiganya digunakan untuk pengeluaran pertahanan.
Kementerian Keuangan Israel mengatakan penundaan pembayaran pajak dari April hingga Mei karena libur Paskah berkontribusi terhadap kekurangan fiskal yang lebih luas. Seandainya hal tersebut dilakukan tepat waktu, defisit tambahan diperkirakan akan mencapai 6,7 persen PDB.
Biaya Perang Israel pada 2025
Perang yang sedang berlangsung dengan kelompok Hamas diprediksi akan menelan biaya pertahanan dan sipil sebesar USD67 miliar atau sekitar Rp1.030 triliun (kurs Rp15.385) antara tahun 2023 hingga 2025. Demikian disampaikan Gubernur Bank Israel Amir Yaron.
Yaron memperingatkan bahwa biaya keamanan dan perang sipil adalah “signifikan” dan menimbulkan beban anggaran. Selain itu, anggaran keamanan di masa mendatang diperkirakan akan tumbuh secara permanen dan berdampak pada ekonomi makro.
Dikutip dari The Times of Israel, rincian estimasi biaya perang terbaru menunjukkan bahwa hampir setengah dari pengeluaran perang yakni sekitar USD32 miliar atau sekitar Rp492 triliun akan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pertahanan bersama.
Nantinya juga akan ada pengeluaran sipil hingga tahun 2025 yang mencapai USD10 miliar atau Rp153,8 triliun termasuk biaya evakuasi warga sipil, menyediakan perumahan bagi para pengungsi, dan banyak lagi.
Bank Sentral mengantisipasi hilangnya pendapatan pajak sebesar USD 9 miliar atau Rp138,4 triliun akibat perang dan USD6 miliar atau Rp92,3 triliun untuk mengganti kerugian perang secara langsung.
Intensitas konflik Israel dengan negara tetangga yang sedang memanas ini membuat Yaron mendukung pembentukan sebuah komite untuk memeriksa anggaran pertahanan.
(mas)