Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Politikus Israel, PBB, dan Negara-negara Arab Tolak Rencana Kamp Konsentrasi di Rafah, Ini 5 Alasannya



loading…

Rafah diklaim akan dijadikan kamp konsentrasi penduduk Gaza. Foto/X/@hzomlot

GAZA – Dua politisi terkemuka Israel , Mantan Perdana Menteri Yair Lapid dan Ehud Olmert, mengkritik rencana pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk membangun apa yang disebutnya “kota kemanusiaan” di Gaza selatan. Mereka mengatakan bahwa proposal tersebut sama saja dengan menahan warga Palestina di “kamp konsentrasi”.

Mantan Perdana Menteri Yair Lapid dan Ehud Olmert melontarkan kritik pada hari Minggu ketika pasukan Israel terus membombardir Gaza, menewaskan sedikitnya 95 warga Palestina sepanjang hari.

Politikus Israel, PBB, dan Negara-negara Arab Tolak Rencana Kamp Konsentrasi di Rafah, Ini 5 Alasannya

1. Wujudnya Kamp Konsentrasi Bukan Kota Kemanusiaan

Lapid, pemimpin partai oposisi terbesar Israel, mengatakan kepada Radio Angkatan Darat Israel bahwa “tidak ada hal baik” yang akan dihasilkan dari rencana pembangunan “kota kemanusiaan” di atas reruntuhan kota Rafah.

“Itu ide yang buruk dari segala perspektif – keamanan, politik, ekonomi, logistik,” katanya.

“Saya tidak suka menggambarkan kota kemanusiaan sebagai kamp konsentrasi, tetapi jika keluar darinya dilarang, maka itu adalah kamp konsentrasi,” tambahnya, dilansir Al Jazeera.

Lapid menjabat sebagai perdana menteri Israel selama enam bulan pada tahun 2022.

Menurut pemerintah Israel, “kota kemanusiaan” ini awalnya akan menampung 600.000 warga Palestina terlantar yang saat ini tinggal di tenda-tenda di daerah al-Mawasi yang padat penduduk di sepanjang pantai selatan Gaza. Namun pada akhirnya, seluruh penduduk enklave yang berjumlah lebih dari dua juta orang itu akan dipindahkan ke sana.

Citra satelit menunjukkan pasukan Israel telah meningkatkan operasi pembongkaran di Rafah dalam beberapa bulan terakhir. Pada tanggal 4 April, jumlah bangunan yang hancur mencapai sekitar 15.800. Pada tanggal 4 Juli, jumlahnya telah meningkat menjadi 28.600.

Baca Juga: Antisipasi Diserang Israel Lagi, Parlemen Iran Sepakat Tingkatkan Anggaran Militer

2. Pembersihan Etnis Palestina

Olmert, yang menjabat sebagai perdana menteri Israel dari tahun 2006 hingga 2009, juga mengecam rencana Israel tersebut.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *