Polisi Israel Gunakan Kekerasan saat Kaum Yahudi Ortodoks Protes Wajib Militer



loading…

Demonstran kaum Yahudi Ortodoks diseret aparat saat memprotes wajib militer di Israel. Foto/rt

TEL AVIV – Polisi Israel di Yerusalem menggunakan kekerasan untuk membubarkan demonstrasi kaum Yahudi ultra-Ortodoks yang memprotes wajib militer bagi para pelajar agama ke dalam Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Komunitas tersebut telah dibebaskan dari wajib militer sejak berdirinya negara tersebut pada tahun 1948.

Namun, pengadilan tinggi Israel baru-baru ini menyatakan praktik ini tidak memiliki dasar hukum apa pun.

Perjanjian selama puluhan tahun antara pemerintah Israel dan komunitas Haredi telah diperpanjang beberapa kali hingga berakhir tahun lalu.

Di tengah operasi militer yang sedang berlangsung terhadap Hamas di Gaza, Mahkamah Agung mencabut hak istimewa tersebut pada tanggal 25 Juni.

Wajib militer wajib bagi sebagian besar warga negara Israel, baik pria maupun wanita diharuskan untuk bertugas antara 24 dan 32 bulan di IDF.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memperkirakan pada Juni bahwa IDF sangat membutuhkan 10.000 rekrutan tambahan.

Pada Rabu pagi (21/8/2024), sejumlah pria ultra-Ortodoks berkumpul di luar kantor perekrutan IDF tempat para wajib militer yang menerima panggilan wajib lapor.

Mereka melakukan aksi duduk di tengah jalan, menghalangi lalu lintas. Para pengunjuk rasa membawa plakat, meneriakkan slogan-slogan dan doa-doa keagamaan.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *