loading…
Unit militer yang berafiliasi dengan Hizbullah di Beirut, Lebanon, pada 14 April 2023. Foto/Houssam Shbaro/Anadolu Agency
Menurut kantor berita Israel Walla, para perwira menggambarkan ancaman itu sebagai “lebih realistis daripada sebelumnya.”
Peringatan itu menyoroti fakta, bertentangan dengan kepercayaan umum, Pasukan Radwan elit Hizbullah tetap mampu melancarkan serangan terkoordinasi, termasuk upaya menyusup ke permukiman Israel atau posisi militer.
Para perwira bersikeras mereka yang percaya Hizbullah tidak berlatih untuk menerobos perbatasan utara adalah “keliru dan delusi.”
“Kelompok itu belum pernah melakukan ini sebelumnya, karena mereka telah memilih untuk tidak melakukannya,” ungkap para perwira Israel.
“Asumsi praktis bagi semua orang adalah Hizbullah mampu menyusup dan menancapkan bendera di permukiman atau lokasi tentara Israel di perbatasan dan membakar beberapa bangunan,” ujar para perwira tersebut seperti dikutip Jerusalem Post.
Para perwira menambahkan, “Bagi mereka, ini dapat dianggap sebagai kemenangan, karena tindakan seperti itu dapat memengaruhi seluruh wilayah dan meneror para pemukim di sana.”
Para perwira Komando Utara menunjukkan Hizbullah membuktikan bulan lalu bahwa mereka terus mengerahkan pengamat dan unit canggih dari Pasukan Radwan di wilayah perbatasan, dengan tujuan mempersiapkan diri untuk melanjutkan pertempuran dengan tentara Israel.
Ketegangan meningkat di tengah kekhawatiran akan perang regional yang komprehensif setelah Israel membunuh pemimpin senior Hizbullah Fuad Shukr dalam serangan udara di Beirut pada 30 Juli, dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran beberapa jam kemudian.
Iran dan Hizbullah telah bersumpah memberikan tanggapan yang “kuat dan tak terelakkan” terhadap pembunuhan tersebut.
(sya)