Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Perawat AS Masuk Islam usai Lihat Ibu Gaza Gendong Anaknya yang Dibom Israel Masih Ucap Alhamdulillah



loading…

Perawat AS Wilhelmi Massay (kanan) masuk Islam setelah melihat keimanan warga Gaza, Palestina, tempat dia menjadi relawan selama invasi brutal Israel. Foto/X/ @WearThePeaceCo

GAZA – Perawat asal Amerika Serikat (AS) bernama Wilhelmi Massay, yang dikenal sebagai Willy Masai, mengumumkan bahwa dia masuk Islam tak lama setelah kunjungannya ke Jalur Gaza, Palestina. Dia telah menjadi relawan di rumah sakit Gaza selama invasi brutal Israel.

Massay mengatakan dalam sebuah podcast bahwa dia telah belajar di sebuah lembaga keagamaan dan ingin menjadi seorang pendeta Katolik, namun, setiap kali dia pergi ke Gaza, dia melihat keimanan orang-orang Palestina.

Dia lantas bertanya pada dirinya sendiri tentang kehidupan dan tentang Tuhan orang-orang Palestina.

“Bayangkan seorang ayah atau ibu menggendong kedua anaknya dalam kantong plastik setelah Israel mengebom anak itu, dan mereka masih berkata, ‘Alhamdulillah!’ Ini adalah keimanan,” paparnya, sebagaimana dikutip dari Middle East Monitor, Selasa (18/3/2025).

Dia menggambarkan pemandangan tesebut sebagai keimanan yang “tidak dapat dibom oleh Israel”.

Massay adalah salah satu dari lima relawan medis Amerika yang memasuki Jalur Gaza dalam misi medis, di mana dia bertugas di Rumah Sakit Nasser di Gaza selatan dan di Rumah Sakit Indonesia di utara.

Zionis Israel Terus Langgar Gencatan Senjata

Perang antara Israel dan Hamas di Gaza yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 semestinya mereda karena kedua pihak sepakat gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari.

Namun faktanya pasukan Zionis Israel telah membunuh lebih dari 150 warga Palestina di Gaza sejak gencatan senjata diberlakukan.

Data kematian itu dipublikasikan kantor media pemerintah Gaza pada Sabtu pekan lalu setelah serangan udara Israel di Beit Lahia, utara Gaza, menewaskan sembilan orang, termasuk tiga jurnalis dan para pekerja bantuan kemanusiaan.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *