loading…
Kroasia terus meningkatkan pertahanan militernya. Foto/TotalCroatiaNews
Langkah ini diambil karena konflik di Ukraina dan Timur Tengah, meningkatnya jumlah titik krisis, dan memburuknya situasi keamanan di seluruh dunia telah memaksa banyak negara untuk memikirkan potensi militer mereka.
Anggota NATO Kroasia, Slovenia, Montenegro, Albania, dan Makedonia Utara telah meningkatkan anggaran militer mereka dan negara-negara non-NATO Serbia dan Kosovo telah mengikuti jalur yang sama.
Sementara itu, Bosnia dan Herzegovina, yang juga bukan anggota NATO, tertinggal dari negara-negara Balkan lainnya dalam hal pengeluaran pertahanan.
Selain investasi, pemberlakuan kembali wajib militer oleh Serbia dan Kroasia merupakan bentuk lain dari aktivitas pertahanan di antara negara-negara di kawasan tersebut.
Perang Dunia III Bisa Pecah di Balkan, Berikut 6 Pemicunya
1. Serbia Berlomba untuk Meningkatkan Anggaran Pertahanan
Serbia, yang dikenal karena kenetralan militernya di antara negara-negara bekas Yugoslavia, baru-baru ini paling menarik perhatian dengan pembelian jet tempur Rafale dari Prancis dan pemberlakuan kembali wajib militer.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengumumkan bahwa wajib militer, yang dihapuskan pada tahun 2010, akan diberlakukan kembali dan wajib militer akan berlangsung selama 75 hari.
Perdana Menteri Milos Vucevic juga mengatakan bahwa mereka sangat menantikan kedatangan pesawat tempur Prancis yang mereka beli.
Melansir Anadolu, serbia memiliki tingkat investasi sebesar 37,9% dalam anggaran militernya tahun ini, yang digunakannya untuk membeli peralatan baru, meningkatkan sistem yang ada, atau berinvestasi dalam infrastruktur atau teknologi, daripada hanya menutupi biaya operasional seperti gaji atau pemeliharaan.
2. Wajib Militer Diberlakukan Secara Penuh di Kroasia dan Negara Lain
Kroasia, anggota NATO dan Uni Eropa, juga telah mengumumkan akan memberlakukan kembali wajib militer.
Menteri Pertahanan Kroasia Ivan Anusic mengatakan wajib militer, yang dihapuskan pada tahun 2008, akan diberlakukan kembali pada tanggal 1 Januari 2025, dan akan berlangsung selama 60 hari.
Pembelian kendaraan tempur lapis baja Bradley dari AS dan jet tempur Rafale dari Prancis oleh Kroasia baru-baru ini telah digambarkan sebagai “modernisasi” angkatan darat negara tersebut.