Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Oman bisa Jadi Penengah Perundingan Nuklir Baru Iran dan AS



loading…

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei. Foto/irna

TEHERAN – Oman dapat memainkan peran kunci dalam kelanjutan perundingan nuklir Iran dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya.

Berbicara dalam konferensi pers di ibu kota Teheran, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei menanggapi pertanyaan wartawan mengenai perkembangan potensi dimulainya kembali perundingan pemerintah Iran dengan AS mengenai pembatasan persenjataan nuklir.

Menyusul surat Presiden AS Donald Trump kepada Iran yang disampaikan melalui Uni Emirat Arab (UEA) pada 5 Maret, yang menuntut Teheran mencapai perjanjian nuklir baru dan mengancam tindakan militer jika gagal melakukannya, Iran menanggapi pemerintahan Trump dengan mengatakan tindakan tersebut akan ditanggapi dengan “balasan tegas”.

Sejak itu, Washington bersikeras melakukan perundingan langsung dengan Teheran untuk mencapai perjanjian baru, tetapi pemerintah Iran sejauh ini menolak permintaan tersebut dan sebaliknya menyerukan perundingan tidak langsung melalui negara mediasi Arab.

Menurut Baghaei, negara yang dimaksud kemungkinan adalah Oman, negara Teluk yang menjadi jalur Iran menanggapi surat Trump bulan lalu.

“Tawaran Iran untuk memulai perundingan tidak langsung merupakan tawaran yang murah hati, bertanggung jawab, dan bijaksana secara politik,” ujar juru bicara tersebut, seraya menyoroti baik Oman maupun kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa telah memainkan peran kunci dalam perundingan nuklir sebelumnya.

“Jika proses semacam itu dimulai, Oman akan menjadi salah satu kandidat utama untuk tugas ini,” imbuh dia.

(sya)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *