Netanyahu Akui Israel Gagal Cari Alternatif Selain Hamas di Gaza



loading…

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Foto/REUTERS

TEL AVIV – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengakui kegagalan pemerintahannya dalam menerapkan alternatif terhadap gerakan Hamas dan melibatkan warga Palestina dalam pemerintahan di Jalur Gaza.

Dia menambahkan, pembicaraan tentang “hari setelahnya” hanyalah “kata-kata tanpa isi” selama Hamas “tetap utuh”.

Komentarnya muncul dalam klip video di mana dia mengakui telah menginstruksikan tentara mengizinkan warga Palestina di Jalur Gaza untuk terlibat dalam proses pengelolaan wilayah tersebut dan mendistribusikan bantuan, namun upaya tersebut tidak berhasil.

“Sampai jelas bahwa Hamas tidak menguasai Gaza secara militer, tidak ada seorang pun yang siap mengambil alih kendali sipil atas Gaza karena takut akan nyawa mereka,” klaim Netanyahu yang dikenal sebagai ‘tukang jagal Gaza’ karena tentaranya telah membunuh lebih dari 35.200 warga Palestina.

Pernyataan Netanyahu merupakan pengakuan tersirat bahwa Hamas pada dasarnya masih menguasai Jalur Gaza.

Lebih lanjut, dia memperbarui penolakan pemerintahnya terhadap resolusi PBB yang dikeluarkan pekan lalu mengenai pengakuan negara Palestina.

“Kami tidak akan menghargai pembantaian mengerikan pada tanggal 7 Oktober, yang didukung 80% warga Palestina, baik di Gaza maupun di (Tepi Barat). Kami tidak akan membiarkan mereka mendirikan negara teroris sehingga mereka dapat menyerang kami dengan sekuat tenaga. Tidak ada yang akan menghalangi kami, menghalangi Israel, untuk mewujudkan hak dasar kami untuk membela diri, baik Majelis Umum PBB atau badan lainnya,” ujar Netanyahu seakan-akan Israel tidak melakukan genosida di Jalur Gaza.

Dia menambahkan, pasukan kolonial Israel bertempur di Rafah, lingkungan Zaytoun dan Jabaliya, mengklaim operasi tersebut dilakukan setelah evakuasi warga sipil Palestina.

Pemimpin Israel itu menanggapi kritik Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken tentang perilaku Israel dalam perang melawan Palestina di Gaza.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *