Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Negara Tetangga Indonesia Ini Belum Lihat Hilal, Putuskan Idulfitri Jatuh pada Senin 31 Maret 2025



loading…

Australia belum lihat hilal, akibatnya Idulfitri jatuh pada Senin 31 Maret 2025. Foto/Xiao Chongming/Xinhua

SYDNEY – Dewan Fatwa Australia telah mengumumkan bahwa Senin, 31 Maret 2025, akan menjadi hari pertama Idul Fitri di Australia, berdasarkan data astronomi dan kondisi penampakan bulan untuk Syawal 1446 H.

Setelah berkonsultasi dengan observatorium astronomi dan lembaga ilmiah yang mengkhususkan diri dalam penampakan bulan sabit, dewan tersebut mengonfirmasi bahwa bulan sabit Syawal akan lahir pada Sabtu, 29 Maret 2025, pukul 9:57 malam waktu Sydney (AEST) dan 6:57 malam waktu Perth (AWST)—keduanya terjadi setelah matahari terbenam. Karena bulan baru tidak akan terlihat sebelum matahari terbenam, bulan Syawal tidak dapat dimulai pada hari itu.

Akibatnya, Ramadan akan menggenapkan 30 hari, dengan Minggu, 30 Maret 2025, menandai hari terakhir bulan suci tersebut.

Melansir GulfNews, Mufti Besar Australia dan Dewan Fatwa Australia menentukan akhir Ramadan dan awal Syawal berdasarkan, perhitungan kelahiran bulan sebelum matahari terbenam, durasi terbenamnya bulan setelah matahari terbenam dan kemungkinan melihat bulan.

Baca Juga: Perang Houti Berkobar di Bulan Suci

Metode ini sejalan dengan metode yang diadopsi oleh banyak dewan ulama global terkemuka. Sambil mengakui perbedaan pendapat di antara para ulama dan Imam, Dewan Imam Nasional Australia dan Dewan Fatwa Australia mendesak masyarakat Muslim untuk menghormati perbedaan ini dan bekerja menuju persatuan, menjaga nilai-nilai dan kepentingan bersama.

Mufti Besar Australia, Ibrahim Abu Mohamad, bersama dengan para Imam anggota Dewan Imam Nasional Australia, menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri terhangat mereka kepada masyarakat Muslim. Mereka juga mendesak umat Muslim untuk mengingat saudara-saudari mereka di Gaza, Palestina, dalam doa-doa mereka, sumbangan amal, dan dukungan berkelanjutan.

Sementara itu, menjelang berakhirnya Ramadan, Uni Emirat Arab (UEA) bersiap merayakan Idul Fitri, salah satu peristiwa terpenting dalam kalender Islam. Salat subuh akan digelar di ratusan masjid dan tempat salat terbuka di seluruh negeri.

Pada Sabtu malam, panitia hilal UEA akan berkumpul setelah salat Magrib untuk menentukan apakah bulan sabit Syawal telah terlihat. Keputusan mereka akan memastikan apakah Idul Fitri akan dimulai pada Minggu, 30 Maret, atau Senin, 31 Maret 2025.

(ahm)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *