Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Negara Berkembang Tercekik Utang Inisiatif Sabuk dan Jalan China



loading…

Laporan Lowy Institute ungkap beban utang negara-negara berkembang akibat proyek Inisiatif Sabuk dan Jalan China. Foto/Ilustrasi SINDO News

JAKARTA China memberikan tekanan finansial yang semakin besar kepada negara-negara berkembang di saat pembayaran utang mencapai rekor tertinggi. Tahun ini, negara-negara tersebut diperkirakan akan membayar USD35 miliar kepada China, USD22 miliar di antaranya berasal dari 75 negara termiskin dan paling rentan di dunia.

Sebagian besar pembayaran ini adalah untuk pinjaman yang diambil berdasarkan Belt and Road Initiative atau Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) China selama tahun 2010-an.

Lowy Institute, sebuah lembaga think tank yang berpusat di Sydney, dalam laporannya mengatakan, “Negara-negara berkembang bergulat dengan gelombang besar pembayaran utang dan biaya bunga yang harus dibayarkan kepada China.”

Baca Juga: Pengaruh China di Amerika Latin Meningkat, Hati-Hati Jebakan Utang!

“Arus pembayaran utang ke China dari negara-negara berkembang akan berjumlah total USD35 miliar pada 2025 dan akan tetap tinggi selama sisa dekade ini.”

“Sebagian besar pembayaran utang ini, sekitar USD22 miliar, dibayarkan oleh 75 negara termiskin dan paling rentan di dunia,” bunyi laporan Lowy Institute, sebagaimana dikutip dari ANI, Kamis (29/5/2025).



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *