Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

NATO Latihan Tempur Besar-besaran Kerahkan 91 Pesawat, Belajar dari Perang Rusia-Ukraina



loading…

NATO latihan tempur besar-besaran dengan mengerahkan 91 pesawat militer. Manuver aliansi ini juga mempelajari perang Rusia-Ukraina. Foto/ US Air Force/Tech. Sgt. Emili Koonce

LEEUWARDEN – Sebanyak 15 negara NATO telah merampungkan latihan tempur besar-besaran yang dinamai Exercise Ramstein Flag. Manuver yang melibatkan 91 pesawat militer ini berlangsung selama dua minggu.

Latihan tempur aliansi ini digelar dengan mempelajari perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung sejak Februari 2022. Manuver itu mencakup praktik penerapan Pasal 5 aliansi, yakni respons kolektif terhadap serangan pada salah satu anggota.

Meskipun aliansi tersebut telah mengadakan latihan serupa bahkan sebelum invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, negara-negara peserta mengatakan perang Moskow-Kyiv selama tiga tahun telah menunjukkan kepada aliansi bahwa mereka perlu bersiap untuk melindungi wilayahnya sendiri dan mengirim sinyal kepada musuh seperti Rusia untuk mencegah agresi di masa mendatang.

“Selama beberapa tahun, kami tidak terlalu peduli untuk mempertahankan wilayah NATO karena kami tidak benar-benar khawatir bahwa sesuatu dapat terjadi,” kata Kolonel Martin Friis, seorang perwira di komando udara NATO dari Angkatan Udara Denmark.

NATO mungkin tidak punya banyak waktu untuk mempersiapkan diri sebelum harus mempraktikkan pelatihan.

Badan intelijen pertahanan Denmark memperingatkan pada bulan Februari bahwa Rusia dapat melancarkan “perang skala besar” di Eropa dalam waktu 5 tahun jika mereka menganggap benua Eropa dan NATO tidak dapat melancarkan respons yang kuat.

Tujuan utama latihan ini adalah untuk memungkinkan Angkatan Udara NATO berlatih beroperasi bersama dan dengan pasukan darat dalam berbagai skenario pertempuran, termasuk bertempur untuk mendapatkan keunggulan udara melawan jet tempur musuh, peperangan elektronik, dan pertahanan udara di lingkungan yang diperebutkan.

Sebelum tahun 2022, banyak anggota NATO memprioritaskan mempertahankan independensi militer mereka daripada dapat bekerja sama.

Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengumumkan dorongan untuk meningkatkan standardisasi pada tahun 2024, yang akan meningkatkan interoperabilitas antar-pasukan.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *