Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Meski Punya Bom Nuklir, Pakar Ini Ungkap 3 Alasan Militer Pakistan Tak Berani Melawan Israel



loading…

Meski punya bom nuklir, militer Pakistan tak berani melawan Israel. Foto/X

ISLAMABAD – Mereka berlenggak-lenggok dengan medali di dada dan rudal di latar belakang, mengklaim sebagai pembela dunia Muslim, pelindung agama, dan penjaga bangsa. Mereka memimpin salah satu pasukan terbesar di Bumi, menguasai persenjataan nuklir, dan memerintah negara yang konon didirikan sebagai tempat perlindungan bagi kaum tertindas.

Namun, ketika Gaza berubah menjadi kuburan—ketika para ibu Palestina menggendong kain kafan berlumuran darah di tempat anak-anak mereka pernah tidur—militer Pakistan tidak berbuat apa-apa. Bahkan tidak ada gumaman apa pun selain khotbah biasa tentang “keprihatinan yang mendalam”.

Meski Punya Bom Nuklir, Pakar Ini Ungkap 3 Alasan Militer Pakistan Tak Berani Melawan Israel

1. Korupsi Jadi Benalu di Militer Pakistan

Jawabannya tidak rumit. “Ia korup,” kata Junaid S. Ahmad, pakar geopolitik Pakistan, dilansir Middle East Monitor.

Apa yang menghentikan militer terbesar keenam di dunia, yang dipersenjatai dengan senjata nuklir dan memerintah lebih dari 240 juta orang, untuk mengangkat bahkan satu jari simbolis pun untuk membela Palestina? “Singkatnya: Zionisme—bukan ideologi massa, melainkan Zionisme yang berpihak pada asing dan tak punya nyali, yang bercokol di benak elit militer dan politik Pakistan. Mereka bukanlah pembela ‘ummah;’ mereka adalah penjaga kepentingan Amerika, penjaga kekaisaran yang patuh, berhiaskan kemunafikan,” ungkap Junaid S. Ahmad.

Baca Juga: Antisipasi Diserang Israel Lagi, Parlemen Iran Sepakat Tingkatkan Anggaran Militer

2. Bagian Imperialisme AS

Di balik slogan-slogan lantang “pengekangan strategis” dan “stabilitas regional” terdapat keterlibatan diam-diam. Lembaga militer Pakistan—terutama para petingginya—telah lama terjerat dalam mesin imperialisme Amerika.

“Selama beberapa dekade, para perwira Pakistan telah dikirim ke akademi militer AS bukan hanya untuk mempelajari ilmu perang, tetapi untuk dijinakkan ke dalam sistem nilai kekaisaran: kesetiaan kepada Washington, penghormatan kepada Tel Aviv, dan penolakan terhadap perlawanan nyata apa pun terhadap hegemoni Barat. Mereka kembali dengan ijazah yang mengilap, ego yang membesar, dan kebutaan yang dipupuk dengan hati-hati terhadap jeritan yang datang dari Gaza,” papar Junaid S. Ahmad.

3. Boneka Barat

Dan begitulah, lelucon berlanjut. Gaza terbakar. Para jenderal Pakistan berswafoto dengan diplomat Barat. Seorang hafiz merekomendasikan seorang penjahat perang untuk Hadiah Nobel Perdamaian. “Anggaran militer membengkak, sementara keberanian moral menguap. Sistem ini berhasil—untuk mereka,” papar Junaid S. Ahmad.

Junaid S. Ahmad mengungkapkan, sampai elite militer Pakistan melepaskan loyalitas kolonialnya dan berpihak pada yang tertindas, alih-alih penindas, semua gelar agungnya—Kepala Staf Angkatan Darat, Marsekal Lapangan, Komando Strategis—tidak akan berarti apa-apa. Gelar-gelar itu akan menjadi lambang para pengecut.

(ahm)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *