Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Menlu Prancis dan Jerman Kunjungi Damaskus, Bertemu Para Penguasa Baru Suriah



loading…

Pemimpin de facto Suriah Ahmed al-Sharaa. Foto/anadolu

DAMASKUS – Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Jean-Noel Barrot dan Menlu Jerman Annalena Baerbock tiba di Damaskus untuk bertemu para penguasa baru Suriah.

Kunjungan itu menandai perjalanan pertama pejabat tinggi Uni Eropa (UE) ke negara itu sejak jatuhnya mantan Presiden Bashar al-Assad bulan lalu.

Annalena Baerbock dan Jean-Noel Barrot mengadakan pembicaraan dengan pemimpin de facto Suriah Ahmed al-Sharaa, yang juga disebut sebagai Abu Mohammed al-Julani, di ibu kota Suriah pada hari Jumat (3/1/2025).

Kunjungan mereka dilakukan saat pemerintah Barat membuka jalur dengan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) al-Sharaa, kelompok yang memiliki hubungan masa lalu dengan al-Qaeda yang memimpin pemberontakan melawan al-Assad.

Barat saat ini sedang berdebat apakah akan mencabut sebutan teroris untuk HTS.

Barrot mendarat pertama kali di ibu kota Suriah pada Jumat pagi, setelah mengunggah di platform media sosial X bahwa, “Prancis dan Jerman mendukung rakyat Suriah dalam segala keberagaman mereka, menyuarakan dukungan untuk transisi yang damai dan penuh tuntutan dalam rangka melayani rakyat Suriah dan demi stabilitas regional.”

Menjelang perjalanan satu hari itu, Baerbock berbicara tentang “awal politik baru” antara UE dan Suriah, mengisyaratkan dia akan tiba dengan “tangan terentang” serta “harapan yang jelas” dari para penguasa baru, yang katanya akan dinilai berdasarkan tindakan mereka.

“Kami tahu dari mana HTS berasal secara ideologis, apa yang telah dilakukannya di masa lalu,” ujar Baerbock.

Dia menegaskan, “Namun, kami juga mendengar dan melihat keinginan untuk bersikap moderat dan untuk saling memahami dengan para aktor penting lainnya.”

“Awal baru hanya dapat terjadi jika masyarakat Suriah yang baru memberikan tempat dalam proses politik kepada semua warga Suriah, perempuan dan laki-laki, dari setiap kelompok etnis atau agama, dan memberikan hak dan perlindungan,” ujar dia.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *