Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Mengejutkan, Pemerintahan Jerman Runtuh!



loading…

Koalisi pemerintahan traffic-light yang berkuasa di Jerman telah runtuh. Ini membuat Kanselir Olaf Scholz di pucuk pimpinan pemerintahan minoritas. Foto/Sreengrab video The Guardian

BERLIN – Koalisi pemerintahan “traffic-light” yang berkuasa di Jerman telah runtuh. Itu membuat Kanselir Olaf Scholz di pucuk pimpinan pemerintahan minoritas yang hanya terdiri dari Partai Sosial Demokrat (SPD) dan Partai Hijau.

Keruntuhan pemerintahan terjadi setelah pemecatan Kanselir Scholz terhadap pemimpin Partai Demokrat Bebas (FDP) Christian Lindner dari jabatan Menteri Keuangan.

Setelah pembicaraan krisis yang gagal pada Rabu malam, Scholz memberhentikan Lindner dari jabatan Menteri Keuangan.

Sebagai respons, pemimpin kelompok Parlemen FDP, Christian Durr, mengumumkan bahwa partai tersebut menarik semua menterinya dari pemerintahan Scholz, yang secara resmi mengakhiri koalisi tiga arah tersebut.

Partai Hijau menyatakan penyesalan atas perkembangan ini tetapi menyatakan mereka ingin tetap menjadi bagian dari pemerintahan minoritas, menekankan perlunya Uni Eropa—dan khususnya Jerman—untuk menunjukkan kapasitasnya dalam bertindak menyusul terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).

“Saya ingin mengatakan bagi kita bahwa ini terasa salah dan tidak benar malam ini—hampir tragis pada hari seperti ini, ketika Jerman harus menunjukkan persatuan dan kemampuan untuk bertindak di Eropa,” kata Wakil Kanselir dan Menteri Ekonomi Robert Habeck dalam pernyataan pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock pada Rabu malam.

“Ini bukan hari yang baik bagi Jerman dan juga bukan hari yang baik bagi Eropa,” imbuh Baerbock, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (7/11/2024).

Menteri Keuangan Christian Lindner dipecat setelah dia dilaporkan mengusulkan pemilihan umum (Pemilu) lebih awal ketika para pemimpin dari tiga partai koalisi sekali lagi gagal menemukan titik temu tentang cara mengatasi defisit multimiliar euro dalam anggaran tahun depan.

“Terlalu sering, Menteri Lindner telah memblokir undang-undang dengan cara yang tidak tepat,” kata Scholz, menuduh Lindner menolak untuk melonggarkan aturan pengeluaran yang antara lain akan memungkinkan lebih banyak bantuan untuk Ukraina.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *