Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Mengapa Yordania Tidak Pernah Menembak Rudal Israel?



loading…

Sersan Staf Caycee Mahonee (kanan) bertemu perwira bintara Angkatan Bersenjata Yordania di Institut Pelatihan Wanita Angkatan Darat Yordania di Yordania. Foto/Master Sgt. Zach Sheely

AMMAN – Yordania dan Israel menjalin hubungan diplomatik resmi sejak ditandatanganinya Perjanjian Damai Israel–Yordania pada 26 Oktober 1994, yang mengakhiri status perang antar kedua negara sejak 1948. Kesepakatan ini mencakup komitmen kedua negara untuk saling menghormati kedaulatan dan tidak menggunakan wilayahnya sebagai basis serangan bagi pihak ketiga.

Karena itu, Yordania secara umum memposisikan diri sebagai sekutu Zionis yang secara resmi menghindari konfrontasi dengan Israel di berbagai domain, termasuk soal sistem pertahanan rudal.

Di era ketegangan regional yang meningkat, seperti eskalasi antara Iran dan Israel sejak 2024–2025, Yordania tetap menjaga kebijakan arus tengah: menegakkan pertahanan wilayahnya tanpa terlihat mendukung Israel secara terbuka.

Dengan posisi geografis yang rentan dan hubungan dalam negeri yang sarat sentimen pro-Palestina—di mana sekitar dua pertiga penduduknya memiliki asal-usul Palestina—Yordania berusaha menjaga stabilitas internal tanpa melepas kedaulatan udara mereka.

1. Yordania Tidak Menembak Rudal Israel karena Tidak Ada Serangan yang Dilakukan Israel

Israel tidak pernah meluncurkan rudal atau drone ke wilayah Yordania, sehingga tidak ada kebutuhan bagi Yordania untuk membalas.

Sistem pertahanan udara Yordania hanya aktif ketika objek terbang—biasanya rudal dan drone iran—melintasi wilayah udara Yordania menuju Israel, bukan ketika serangan tersebut berasal dari Israel.

Dengan demikian, tidak ada insiden di mana Yordania perlu menembak ke arah atau menghentikan rudal Israel.

Tak hanya itu, serangan Israel ke Iran dilakukan dengan jet tempur, jadi bukan rudal yang ditembakkan Israel ke Iran dan melintasi wilayah Yordania.

2. Komitmen Perjanjian Damai dan Kerjasama Keamanan Bilateral

Melalui Perjanjian Damai 1994, Yordania dan Israel sepakat menghormati wilayah satu sama lain serta menghindari penggunaan wilayah sebagai jalur serangan pihak ketiga.

Sejak itu, kedua negara menjalin kerja sama intelijen dan keamanan tingkat tinggi yang membuat Yordania tidak perlu memandang Israel sebagai ancaman militer, dan tidak ada insiden saling tembak atau peluncuran rudal antar keduanya.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *