Mengapa Tentara Israel Tidak Berani Perang Tatap Muka dengan Serdadu Hamas?



loading…

Orang-orang bersenjata menghadiri pemakaman lima warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel terhadap satu kendaraan di kota Jenin, Tepi Barat, Selasa, 6 Agustus 2024. Foto/AP/Majdi Mohammed

TEL AVIV – Israel masih terus melanjutkan kampanye militernya di Jalur Gaza. Meski kecaman semakin gencar berdatangan dari pihak lain, Tel Aviv tidak pernah peduli dan terus menjalankan misinya menumpas Hamas.

Pada deretan aksinya melawan Hamas, Israel memang dikenal lebih sering menggunakan serangan udara. Bahkan, dalam usahanya membunuh tokoh-tokoh penting kelompok itu, mereka selalu mengandalkan senjata seperti rudal dan helikopter.

Terlepas dari tujuannya, taktik serangan udara Israel ini dianggap sejumlah pihak sebagai cara penakut. Alih-alih perang langsung face to face dengan serdadu Hamas, tentara Israel lebih menyukai serangan jarak jauh, khususnya dari sektor udara.

Lalu, apa sebenarnya alasan Israel takut perang tatap muka langsung dengan serdadu Hamas?

Alasan Tentara Israel Tidak Berani Perang Tatap Muka Lawan Hamas

Satu faktor utama yang membuat Israel lebih sering menyerang dari udara adalah karena mereka masih ‘buta’ dengan peta di Jalur Gaza yang menjadi tempat Hamas berada.

Kondisi ini tak mengherankan mengingat serdadu Hamas biasa mengandalkan terowongan bawah tanah untuk mobilitasnya.

Mengutip Reuters, Kamis (15/8/2024), alasan tersebut diperkuat berdasarkan pengalaman masa lalu. Tepatnya ketika bom penghancur bunker dan tank Merkava berteknologi tinggi Israel selalu menghadapi terowongan yang penuh jebakan di Gaza.

Berbeda dengan tentara Israel, serdadu Hamas yang menggunakan jaringan bawah tanah itu bisa menyerang dan menghilang secepat kilat. Hal inilah yang membuat Israel sampai sekarang lebih suka menyerang dari udara.

Lalu, kenapa Israel tidak mencoba melawannya di terowongan? Jawabannya adalah untuk mendapatkan posisi bertempur di terowongan, tentara zionis harus mengidentifikasi sebanyak mungkin pintu masuk.

Jika panjangnya mencapai 500 km (310 mil), jumlah pintu masuknya mungkin mencapai ribuan. Sebagian besar juga sangat tersembunyi, bisa di dalam bangunan perumahan, garasi, fasilitas industri, gudang hingga tumpukan puing-puing.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *