Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Mengapa Suara Arab Saudi Masih Didengarkan Donald Trump?



loading…

Suara Arab Saudi masih didengarkan Donald Trump. Foto/X

RIYADHArab Saudi memainkan peran kunci dalam menghentikan rencana AS untuk merelokasi ratusan ribu warga Palestina dari Jalur Gaza. Itu dilaporkan situs berita berbahasa Ibrani, Walla.

Itu sebagai bukti bahwa suara Saudi masih didengar Presiden AS Donald Trump. Itu disebabkan Saudi memiliki banyak dana segar yang dibutuhkan AS. Kerja sama kedua negara juga sangat erat.

Mengapa Suara Arab Saudi Masih Didengarkan Donald Trump?

1. Trump Batalkan Rencana Pengusiran Warga Gaza

Mengutip sumber-sumber Israel, laporan tersebut menyatakan bahwa Presiden AS Donald Trump membatalkan rencana tersebut setelah kunjungannya ke Riyadh, tempat ia menandatangani perjanjian strategis dengan para pemimpin Saudi.

Pada bulan Februari, Trump secara terbuka mempromosikan apa yang disebutnya “rencana migrasi sukarela” untuk Gaza. Ia mengusulkan untuk mengubah wilayah tersebut menjadi “Riviera Timur Tengah” dengan merelokasi penduduk Palestina. Namun, rencana tersebut dikecam luas di dunia Arab dan oleh organisasi-organisasi kemanusiaan, yang menganggapnya sebagai kedok untuk pemindahan massal secara paksa.

Baca Juga: Zohran Mamdani, Politisi Muslim Bergaya Bollywood Guncang AS

2. Saudi Meningkatkan Kerja Sama dengan AS

Menurut Walla, Israel mengamati pergeseran posisi AS setelah kunjungan Trump ke Arab Saudi pada bulan Mei. Kunjungan tersebut dilaporkan menghasilkan perbaikan hubungan AS-Saudi, yang diperkuat oleh perjanjian-perjanjian ekonomi dan keamanan penting.

Sumber-sumber Israel mencatat bahwa inisiatif Trump tidak pernah melampaui tahap yang mereka sebut sebagai “genit politik” dan secara efektif ditangguhkan setelah kunjungan ke Riyadh.

3. Israel Sering Dirugikan dengan Kedekatan Saudi dan AS

Di kalangan pengambil keputusan Israel, penarikan AS dari apa yang disebut “rencana migrasi Gaza” dipandang sebagai kemunduran bagi upaya Israel.

Tel Aviv telah mengandalkan dukungan Washington untuk mempromosikan rencana tersebut ke negara-negara yang mungkin menerima warga Gaza yang terusir. Meskipun telah dilakukan upaya penjangkauan ke berbagai negara dalam beberapa bulan terakhir, belum ada hasil konkret yang dicapai.

Meskipun beberapa ribu warga Palestina dari Gaza telah pergi secara sukarela, jumlah totalnya masih jauh di bawah harapan para pejabat Israel.

(ahm)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *