loading…
AS cemburu dengan Pakistan yang mampu kembangkan misil canggih. Foto/X/@Kalyal_Jatt_
Pada hari Kamis, Jon Finer, wakil penasihat keamanan nasional pemerintahan Biden, mengklaim bahwa program rudal Islamabad menimbulkan “pertanyaan nyata” tentang niatnya.
“Pakistan telah mengembangkan teknologi rudal yang semakin canggih, dari sistem rudal balistik jarak jauh hingga peralatan yang memungkinkan pengujian motor roket yang jauh lebih besar,” kata Finer. “Jika tren ini terus berlanjut, Pakistan akan memiliki kemampuan untuk menyerang target yang jauh melampaui Asia Selatan, termasuk di Amerika Serikat.”
Ia menyampaikan komentar ini sehari setelah Washington mengumumkan sanksi baru yang terkait dengan “empat entitas yang berkontribusi terhadap program rudal balistik Pakistan.”
Menanggapi pertanyaan media tentang pernyataan Finer dan sanksi baru pada hari Sabtu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan Mumtaz Zahra Baloch mengatakan “Dugaan persepsi ancaman dari kemampuan rudal dan sarana pengiriman Pakistan, yang dikemukakan oleh pejabat AS, sangat disayangkan.”
“Tuduhan ini tidak berdasar, tidak memiliki rasionalitas dan rasa sejarah,” katanya.
Baloch menekankan hubungan positif yang telah lama terjalin antara Pakistan dan AS, dengan menyebut tuduhan tersebut kontraproduktif terhadap kerja sama mereka.
Ia berpendapat bahwa tuduhan AS baru-baru ini terhadap “sekutu utama non-NATO tidak akan membantu hubungan secara keseluruhan, terutama jika tidak ada bukti.”
Baloch menekankan bahwa Pakistan tidak pernah memiliki niat bermusuhan terhadap AS. Ia menyoroti dampak kebijakan AS di kawasan tersebut terhadap Pakistan dan pengorbanan negara tersebut dalam menjaga hubungan bilateral.