Liga Arab Dorong Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Dikirim ke Wilayah Palestina



loading…

Raja Bahrain Hamad bin Isa al-Khalifa (tengah) berfoto bersama para pemimpin Arab di Manama pada 16 Mei 2024 menjelang KTT Liga Arab ke-33. Foto/BNA

MANAMAH – Liga Arab menyerukan pasukan penjaga perdamaian PBB dikirim ke wilayah Palestina. Ini menandai pertama kalinya negara-negara Arab secara resmi mendukung internasionalisasi konflik Israel-Palestina sejak perang genosida Israel di Gaza.

Kelompok beranggotakan 22 negara tersebut, bertemu di Manama Bahrain, menyerukan “perlindungan internasional dan pasukan penjaga perdamaian PBB di wilayah pendudukan Palestina” sampai solusi dua negara diterapkan.

Middle East Eye melaporkan pada Rabu (15/5/2024) bahwa Bahrain telah memberi isyarat kepada AS dalam beberapa pekan terakhir bahwa mereka terbuka untuk mengerahkan pasukan ke Gaza sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian Arab.

Bahrain adalah sekutu dekat dan mitra keamanan Arab Saudi.

Financial Times juga melaporkan pada Rabu bahwa Amerika Serikat (AS) telah meminta Maroko, Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir untuk bergabung, namun mereka enggan.

Arab Saudi dilaporkan termasuk di antara negara-negara Arab lainnya yang menolak gagasan pengerahan pasukan mereka di wilayah Palestina.

Seorang pejabat AS yang akrab dengan perundingan tersebut mengatakan kepada MEE bahwa para pejabat AS berharap Bahrain dapat menjadi “ujung tombak” untuk memberikan momentum bagi dorongan yang lebih luas bagi kekuatan multinasional yang mencakup negara-negara besar di Teluk, UEA dan Arab Saudi.

Liga Arab juga menyerukan gencatan senjata segera dan diakhirinya pengungsian paksa warga Palestina oleh pasukan Israel.

“Kami menuntut gencatan senjata segera dan permanen di Gaza, penghentian semua upaya pengungsian paksa, diakhirinya segala bentuk pengepungan dan memungkinkan akses penuh dan berkelanjutan terhadap bantuan,” ungkap pernyataan blok beranggotakan 22 negara itu.

Rekonsiliasi Palestina

Liga Arab juga menyerukan secara halus kepada Hamas dan Fatah untuk mengakhiri persaingan mereka, dan mendesak “semua faksi Palestina untuk bergabung di bawah payung Organisasi Pembebasan Palestina (PLO)”.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *