Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Korea Utara Ratifikasi Perjanjian Pertahanan Bersama yang Bersejarah dengan Rusia



loading…

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu Pemimpin Korut Kim Jong-un. Foto/tass

PYONGYANG – Korea Utara (Korut) meratifikasi perjanjian pertahanan bersama yang bersejarah dengan Rusia, menurut media pemerintah pada Selasa (12/11/2024).

Kabar itu menambah kekhawatiran internasional atas peningkatan kerja sama militer antara Moskow dan Pyongyang.

Pemimpin Korut Kim Jong-un menandatangani dekrit untuk meratifikasi Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif dengan Rusia pada hari Senin.

Perjanjian tersebut akan berlaku ketika kedua belah pihak saling bertukar instrumen ratifikasi, menurut kantor berita resmi Korea Utara, KCNA.

Perjanjian tersebut, yang pertama kali ditandatangani di Pyongyang pada tanggal 19 Juni selama kunjungan kenegaraan mewah oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, mewajibkan kedua negara memberikan bantuan militer segera satu sama lain dengan menggunakan “segala cara” yang diperlukan jika salah satu pihak menghadapi “agresi”.

Ketika dia menyetujui kesepakatan tersebut dengan Putin pada bulan Juni, Kim memuji perjanjian tersebut sebagai langkah menuju peningkatan hubungan bilateral antara kedua negara dan menggambarkan pakta militer tersebut sebagai sesuatu yang mirip dengan “aliansi” antara Rusia dan Korea Utara.

Parlemen Rusia meratifikasi perjanjian tersebut pada tanggal 6 November, di tengah meningkatnya kerja sama keamanan dengan Korea Utara selama berbulan-bulan, termasuk laporan transfer senjata ke Rusia dan pengerahan ribuan tentara Korea Utara untuk mendukung perang Rusia di Ukraina.

Intelijen Korea Selatan (Korsel), AS, dan Ukraina mengatakan 11.000 tentara Korea Utara telah dikirim untuk bertempur di garis depan melawan pasukan Ukraina.

Sebagian besar pasukan Korea Utara telah dikerahkan ke wilayah Kursk Rusia, yang sebagian berada di bawah kendali Ukraina sejak serangan mendadak Kiev ke wilayah Rusia pada bulan Agustus.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada hari Senin bahwa Moskow telah mengumpulkan pasukan sebanyak 50.000 tentara, termasuk tentara Korea Utara, di Kursk, saat bersiap untuk melancarkan serangan besar dan merebut kembali wilayah yang hilang dari pasukan Ukraina di wilayah yang berbatasan dengan Ukraina.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *