Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kisah Bayi Rachel Rollinson Dibuang karena Dianggap Bawa Sial, 60 Tahun Kemudian Bertemu Ibu Kandungnya



loading…

Rachel Rollinson dibuang saat masih bayi berusia 10 bulan karena dianggap bawa sial. Setelah 60 tahun, dia bertemu ibu kandungnya. Foto/MyHeritage/PA Real Life

HONG KONG – Seorang wanita yang diadopsi oleh pasangan Inggris telah dipertemukan kembali dengan keluarga kandungnya di Hong Kong 60 tahun setelah dia dibuang di lereng bukit.

Rachel Rollinson (61) ditemukan oleh seorang polisi di pinggiran Hong Kong saat dia masih bayi berusia 10 bulan. Dia saat itu ditemukan tanpa ada informasi mengenai siapa orang tuanya.

Setelah bertahun-tahun bertanya-tanya mengapa dia ditinggalkan di sana, Rachel memutuskan untuk menjalani tes DNA dengan MyHeritage, yang akhirnya membantunya untuk berhubungan kembali dengan orang tuanya yang telah tiada dan delapan saudara kandungnya, yang tidak ingin dia sebutkan namanya, beberapa dekade kemudian.

Dia mengetahui bahwa orang tua kandungnya telah berkonsultasi dengan seorang pendeta Tao karena dia tidak sehat saat masih bayi, yang mengatakan kepada mereka sebagai anak perempuan pertama yang lahir setelah tiga putra, dia adalah “pertanda buruk bagi keluarga”, sehingga menyarankan mereka untuk menyerahkannya.

Meskipun ayahnya telah meninggal, dia dapat menghabiskan waktu yang berharga dengan ibunya sebelum meninggal pada bulan Oktober 2023, hanya enam bulan setelah Rachel dipertemukan kembali dengannya.

“(Penelantaran saya) semuanya karena alasan agama dan takhayul,” kata Rachel, yang sekarang tinggal di Boston, Lincolnshire.

“Ini seperti naik rollercoaster,” ujarnya.

“Saya tahu bahwa mungkin ada penolakan, jadi saya berusaha untuk tidak menaruh harapan terlalu tinggi—tetapi mata ibu saya berbinar melihat kami,” imbuh dia, seperti dikutip The Independent.

Awal tahun 1960-an telah menyaksikan eksodus massal pengungsi China ke Hong Kong dan pada saat itu, kata Rachel, bukanlah hal yang aneh bagi para pengungsi yang berjuang untuk meninggalkan bayi mereka di tempat-tempat yang sibuk di mana mereka tahu mereka akan ditemukan dan dirawat.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *