Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kenapa India dan Pakistan Menjadi Musuh Bebuyutan ? Ini Sejarah Lengkapnya



loading…

Pakistan dan India merupakan dua negara yang menjadi musuh bebuyutan. Foto/X/@haveigotnews

ISLAMABADIndia dan Pakistan kini tengah jadi dua negara yang banyak disorot dunia. Konflik keduanya semakin memanas dan bahkan hingga timbulkan korban jiwa dari kalangan warga sipil.

Tidak hanya itu, masing-masing negara juga mulai mengklaim kemenangan mereka sendiri terkait perang ini setelah kesepakatan gencatan senjata diumumkan akhir pekan lalu.

Terkait konflik yang sedang berlangsung ini, rupanya masih banyak orang yang belum mengetahui latar belakang dari permusuhan India dan Pakistan. Berikut ini penjelasan tentang sejarah konflik antar kedua negara.

Sejarah Konflik India dan Pakistan

Konflik antara India dan Pakistan merupakan salah satu perseteruan geopolitik paling kompleks dan berkepanjangan di dunia modern.

Sejak pemisahan India pada tahun 1947, kedua negara telah terlibat dalam serangkaian perang, krisis diplomatik, dan ketegangan militer yang terus berulang. Inti dari konflik ini adalah wilayah Kashmir, yang hingga kini masih menjadi sumber utama perselisihan.

Baca Juga: Jenderal India Tak Setuju Perang Habis-habisan Melawan Pakistan: Ini Bukan Film Bollywood!

Pada tahun 1947, setelah pembagian British India, wilayah Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim diperintah oleh seorang maharaja Hindu yang memilih bergabung dengan India.

Keputusan ini memicu kemarahan Pakistan dan menyebabkan Perang India-Pakistan pertama pada tahun 1947–1948. Perang ini berakhir dengan gencatan senjata yang dimediasi oleh PBB, namun tidak menyelesaikan status Kashmir secara permanen.

Perang kedua terjadi pada tahun 1965, ketika Pakistan melancarkan Operasi Gibraltar untuk menyusupkan pasukan ke Kashmir dengan tujuan memicu pemberontakan. Namun, operasi ini gagal dan berujung pada perang besar yang menyebabkan ribuan korban jiwa. Gencatan senjata kembali tercapai melalui intervensi diplomatik Uni Soviet dan Amerika Serikat, menghasilkan Deklarasi Tashkent.

Pada tahun 1971, konflik kembali memanas, kali ini terkait dengan krisis di Pakistan Timur (sekarang Bangladesh). India mendukung gerakan kemerdekaan di wilayah tersebut, yang menyebabkan perang ketiga antara India dan Pakistan. Perang ini berakhir dengan kemenangan India dan kemerdekaan Bangladesh, serta penandatanganan Perjanjian Simla yang menetapkan Garis Kontrol (Line of Control) di Kashmir.

Meskipun telah terjadi beberapa upaya perdamaian, ketegangan tetap tinggi. Pada tahun 1999, konflik Kargil meletus ketika pasukan Pakistan dan militan menyusup ke wilayah India di Kargil. India berhasil merebut kembali wilayah tersebut setelah pertempuran sengit, namun hubungan kedua negara kembali memburuk.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *