loading…
Presiden Prancis Emmanuel Macron bersama istrinya. Foto/Christian Liewig/Corbis
Dalam wawancara dengan Izvestia, Rey dan pengacaranya, Francois Danglehant, mengutip “penganiayaan” di Prancis sebagai alasan keputusannya.
Pada tahun 2021, Rey menuduh Brigitte Macron sebenarnya adalah identitas transgender dari saudara laki-lakinya, Jean-Michel Trogneux.
Rey menghabiskan tiga tahun untuk meneliti rahasia Macron dan kemudian menerbitkan video tentang temuannya di media sosial. Sejak saat itu, Rey telah menjadi subjek tindakan hukum di Prancis.
Dalam wawancara pada hari Senin (3/2/2025) yang menjelaskan keputusannya mencari suaka di Rusia, Rey menggambarkan Rusia sebagai negara demokrasi yang hebat dibandingkan dengan Prancis, yang, menurut pandangannya, menganiaya oposisi politik dan membatasi kebebasan berbicara.
“Mengapa saya memilih Rusia? Karena Rusia adalah negara besar, peradaban besar yang saya kagumi, yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional dan Kristen yang melekat pada diri saya,” ungkap dia kepada Izvestia.
Menurut Rey, “Rusia telah menjadi korban kampanye disinformasi dan serangan yang tidak dapat dibenarkan oleh media Eropa dan Amerika selama beberapa dekade.”
Pengacaranya bersikeras tuduhan terhadap Rey “dibuat-buat.” Menurutnya, kesaksian palsu diberikan oleh mantan anggota keluarga Brigitte Macron, termasuk mantan suaminya, Jean-Louis Auziere.
Nyonya Macron menggugat Rey pada tahun 2022 atas pencemaran nama baik dan pelanggaran privasinya.
Tahun lalu, pengadilan Paris mendenda Rey dan memerintahkannya membayar ganti rugi sebesar USD8.200 kepada istri presiden Prancis tersebut.