Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Jurnalis Gugat Pemerintahan Trump karena Tutup VoA dan Merumahkan 1.300 Karyawannya



loading…

Jurnalis gugat pemerintahan Presiden Donald Trump karena tiba-tiba tutup VoA dan merumahkan lebih dari 1.300 karyawannya. Foto/VoA

WASHINGTON – Jurnalis Voice of America (VoA) dan serikat pekerja mereka menggugat pemerintahan Presiden Donald Trump setelah media yang didanai pemerintah Amerika Serikat (AS) itu tiba-tiba ditutup.

Badan Media Global AS, penjabat direkturnya Victor Morales, dan Penasihat Khusus Kari Lake merumahkan lebih dari 1.300 karyawan VoA dan memotong dana untuk beberapa layanan berita pada Sabtu pekan lalu.

Tindakan tersebut melanggar Amandemen Pertama Konstitusi dan undang-undang yang digunakan Kongres untuk mengesahkan dan mendanai VoA, menurut pengaduan yang diajukan di pengadilan federal New York pada hari Jumat.

Pemotongan tersebut merupakan bagian dari dorongan besar-besaran oleh Presiden Donald Trump dan miliarder Elon Musk untuk mengecilkan pemerintah federal, yang menurut mereka membuang-buang uang pembayar pajak AS untuk tujuan yang tidak sejalan dengan kepentingan Amerika.

Gugatan tersebut meminta perintah pengadilan untuk membatalkan keputusan penutupan Badan Media Global AS, yang mendanai VoA dan outlet media lain seperti Radio Free Europe, Radio Liberty, dan Radio Free Asia.

Penutupan cepat itu akan membuat rezim otoriter di seluruh dunia semakin berani, menurut gugatan tersebut.

“Di banyak bagian dunia, sumber berita objektif yang krusial telah hilang, dan hanya media berita yang disponsori negara yang disensor yang tersisa untuk mengisi kekosongan tersebut,” tulis para penggugat.

Menurut laporan Reuters, Sabtu (22/3/2025), Badan Media Global AS tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Sejak didirikan untuk memerangi propaganda Nazi pada puncak Perang Dunia II, VoA tumbuh menjadi penyiar media internasional, yang beroperasi dalam lebih dari 40 bahasa secara daring, di radio dan televisi, menyebarkan narasi berita AS ke negara-negara yang tidak memiliki kebebasan pers.

VoA, Radio Free Europe, dan Radio Free Asia memiliki lebih dari 425 juta pendengar setiap minggu sebelum ditutup, menurut pengaduan tersebut.

(mas)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *