loading…
Israel tidak akan melakukan invasi ke Lebanon jika pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tewas. Foto/Press TV
Serangan yang menargetkan Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah dan pejabat tinggi lainnya dalam kelompok teror yang berkumpul di pusat komando utama di pinggiran kota Dahiyeh, Beirut, ditujukan untuk menghancurkan Hizbullah, pejabat senior tersebut menjelaskan selama pengarahan dengan wartawan di sela-sela Sidang Umum PBB di New York menyusul pidato Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di sana pada hari sebelumnya.
Pejabat tersebut mengklaim intelijen Israel telah mengungkap rencana Iran untuk mengepung Israel dan melenyapkan negara Yahudi tersebut pada tahun 2040. Namun, pemimpin Hamas Yahya Sinwar bertindak gegabah dengan memerintahkan serangan teror pada tanggal 7 Oktober sebelum proksi Iran lainnya siap.
Israel telah berupaya menangkis rencana Iran ini sejak tanggal 7 Oktober tetapi memahami bahwa Nasrallah adalah “titik tumpu” yang tidak dapat diabaikan.
Nasrallah telah memimpin Hizbullah selama 32 tahun, dan sejak 7 Oktober telah mengarahkan serangan lintas batas kelompok teror itu hampir setiap hari terhadap Israel yang telah memaksa puluhan ribu warga sipil mengungsi dari kota-kota perbatasan.
Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan: “Kita tidak akan bisa bertahan hidup jika kita tidak menghentikan ini dan membalikkannya,” katanya, merujuk pada ancaman terhadap Israel dari milisi yang didukung Iran di wilayah tersebut.
“Tidak mungkin untuk membalikkannya tanpa perang umum. Itulah asumsinya — perang umum dengan Hizbullah, yang memerlukan kemungkinan perang yang lebih luas dengan Iran,” duganya, dilansir Times of Israel.
“Cara lain untuk melakukannya adalah dengan menyingkirkannya. Jika Anda menyingkirkannya, Anda tidak hanya menetralkan front itu — karena tidak ada yang lain yang bisa — tetapi Anda juga menghancurkan poros utama. Anda menghancurkan poros utama,” klaim pejabat senior Israel itu.
Nasrallah menjadi sekretaris jenderal Hizbullah pada tahun 1992 di usianya yang baru 35 tahun, wajah publik dari kelompok yang dulunya samar yang didirikan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran pada tahun 1982 untuk melawan pasukan Israel yang saat itu menduduki Lebanon selatan.