loading…
Ada kejanggalan, para pakar ragu serangan burung jadi penyebab tunggal tragedi penerbangan Jeju Air yang tewaskan 179 orang di Muan, Korea Selatan. Foto/Korea JoongAng Daily
Penerbangan itu mengalami kecelakaan mengerikan di Bandara Internasional Muan pada hari Minggu (29/12/2024) ketika pesawat mendarat dengan posisi perut tanpa roda pendaratan yang terlihat dan tergelincir dari landasan pacu dalam ledakan yang berapi-api.
Dari 181 orang di dalamnya, hanya dua orang yang ditemukan selamat. Tragedi ini menjadi kecelakaan udara terburuk dalam sejarah maskapai Korea Selatan.
Beberapa menit sebelum pesawat jatuh dan tergelincir, pengendali lalu lintas udara memperingatkan tentang tabrakan burung dan pilot mengeluarkan peringatan “mayday”.
Namun, para pakar penerbangan skeptis bahwa tabrakan burung adalah satu-satunya penyebab, memperingatkan bahwa faktor-faktor lain kemungkinan berkontribusi terhadap kecelakaan itu.
Matt Driskill, editor majalah Asian Aviation, mengatakan bahwa meskipun tabrakan antara pesawat yang sedang terbang dengan burung bukanlah hal yang jarang terjadi, tabrakan burung tidak mungkin memengaruhi penurunan roda pendaratan.
“Misteri bagi saya adalah…mengapa roda pendaratan tidak dikerahkan,” katanya kepada Asia First dari CNA sehari setelah tragedi tersebut.
“Sepertinya roda hidung masih tertahan di dalam badan pesawat,” lanjut Driskill, yang dilansir CNA, Selasa (31/12/2024).
“Ini tampaknya kejadian yang sangat jarang terjadi. Tabrakan burung yang memengaruhi roda pendaratan adalah sesuatu yang belum pernah saya dengar,” imbuh dia.