Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Israel Sudah Punya Rencana Usir Warga Gaza ke Mesir sejak 50 Tahun Lalu



loading…

Israel sudah punya rencana mengusir warga Gaza ke Mesir sejak 50 tahun lalu. Foto/X

GAZA – Dokumen sejarah dari Arsip Nasional Inggris telah mengungkapkan bahwa pemerintah AS dan Inggris telah diberitahu tentang rencana rahasia Israel lebih dari 50 tahun yang lalu, yang bertujuan untuk memfasilitasi “pemindahan paksa” warga Palestina dari Jalur Gaza ke Mesir utara.

Menurut dokumen tersebut, Israel telah memberi tahu pemerintah AS dan Inggris tentang rencana mereka untuk memukimkan kembali warga Palestina di Mesir setelah menduduki Gaza, Tepi Barat, Al-Quds Timur (Yerusalem), dan Dataran Tinggi Golan Suriah setelah Perang Enam Hari tahun 1967.

Presiden AS Donald Trump, yang memulai masa jabatan keduanya bulan lalu, telah memicu kembali kontroversi dengan menegaskan kembali niatnya untuk “membersihkan” Jalur Gaza dengan memindahkan paksa penduduk Palestina ke Mesir dan Yordania.

Pada hari Kamis, Trump menegaskan sekali lagi bahwa Mesir dan Yordania akan menerima rencana yang diusulkannya untuk memindahkan warga Palestina dari Jalur Gaza ke negara-negara tersebut.

Namun, sejauh ini, baik Presiden Mesir Abdel Fatah el-Sissi maupun Raja Yordania Abdullah telah menolak rencana lama yang dirancang oleh Israel beberapa dekade lalu ini.

Rencana tersebut telah mendapat tentangan dari berbagai pihak, termasuk sekutu AS dan masyarakat internasional, yang mengatakan bahwa tindakan tersebut akan merupakan pembersihan etnis dan dapat menyebabkan ketidakstabilan lebih lanjut di kawasan tersebut.

Trump bersikeras bahwa Mesir dan Yordania akan menerima pengungsi Palestina dari Jalur Gaza, meskipun kedua negara telah menolak rencananya untuk merelokasi warga Gaza ke sana.

Dalam Perang Enam Hari 1967, pasukan rezim Israel menyerbu wilayah negara-negara Arab tetangga sambil menghancurkan angkatan udara Mesir dan Suriah.

Perang itu berakhir dengan pasukan Israel menguasai Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Al-Quds (Yerusalem), serta Semenanjung Sinai di Mesir.

Baca Juga: Drama dan Strategi Hamas Menata Diri



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *