Israel Pertimbangkan Dahlan untuk Peran Kepemimpinan Potensial di Gaza Pascaperang



loading…

Mantan kepala keamanan Palestina yang diasingkan, Mohammad Dahlan. Foto/Gaza1News/Facebook

TEL AVIV – Israel dilaporkan sedang mempertimbangkan peran untuk mantan kepala keamanan Palestina yang diasingkan, Mohammad Dahlan, dalam pemerintahan pascaperang Jalur Gaza.

Rumor terbaru itu muncul terkait potensi keterlibatan tokoh tersebut di Gaza atas undangan Israel.

Menurut Channel 12 Israel, para pejabat Israel sedang mempertimbangkan peran potensial yang dapat dimainkan Dahlan di Gaza setelah berakhirnya serangan dan genosida pasukan Zionis yang sedang berlangsung di Jalur tersebut.

Rencana itu tampaknya tidak mengharuskannya untuk kembali secara fisik ke Gaza.

Sebagai tokoh terkemuka dalam politik Gaza pada tahun 1990-an dan awal 2000-an, Dahlan memimpin Pasukan Keamanan Preventif Otoritas Palestina di sana sebelum kelompok Hamas menguasai daerah kantong itu pada tahun 2007 setelah memenangkan pemilu.

Tinggal di Uni Emirat Arab (UEA) selama 12 tahun terakhir, Dahlan menjabat sebagai penasihat Presiden UEA Mohammed Bin Zayed Al-Nahyan, dan telah secara signifikan memengaruhi kebijakan Emirat tersebut tidak hanya terkait masalah Israel-Palestina, tetapi juga konflik regional lainnya.

Sebagai pesaing Hamas yang terkenal dan bersejarah, Israel dan negara-negara Barat khususnya Amerika Serikat, berulang kali merekomendasikannya sebagai alternatif bagi kelompok tersebut, serta kepemimpinan Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat.

Dukungan diam-diam itu tetap ada, menurut laporan dan, selama setahun terakhir, Dahlan telah diusulkan sebagai calon tokoh terkemuka dalam pemerintahan Palestina atau Arab di Gaza pascaperang.

Rencana itu terus diperdebatkan dan dirumuskan ulang oleh Israel.

Pertimbangan mengenai peran Dahlan di masa depan muncul meskipun dia secara terbuka menolak untuk berpartisipasi dalam rencana tersebut dalam beberapa bulan terakhir, dengan menyatakan di X pada Juli bahwa “Saya telah berulang kali menolak untuk menerima peran keamanan, pemerintahan atau eksekutif” setelah berakhirnya serangan Israel.

(sya)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *