loading…
Anggota Houthi menginjak spanduk bergambar Perdana Menteri Israel Netanyahu dan Presiden AS Biden di Sanaa, Yaman. Foto/EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Langkah Israel itu diungkap dalam laporan The Washington Post, mengutip beberapa sumber.
“Pejabat Gedung Putih bereaksi terhadap kematian Haniyeh dengan terkejut dan marah, melihatnya sebagai kemunduran serius dalam upaya mereka mencapai gencatan senjata di Gaza,” ungkap laporan itu pada Selasa (6/8/2024).
Rabu lalu, Hamas mengonfirmasi kematian Haniyeh dalam serangan Israel di kediamannya di Teheran, tempat dia tiba setelah menghadiri pelantikan presiden baru Iran.
Gerakan itu menyalahkan Israel dan AS atas kematian Haniyeh dan mengatakan serangan itu tidak akan dibiarkan begitu saja.
Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di ibu kota Iran, Teheran, pada hari Rabu (31/7/2024) telah mendapat perhatian politik dan media yang luas di seluruh dunia.
Beberapa negara secara keras dan terbuka mengutuk pembunuhannya namun ada juga yang tak memberikan kecaman langsung.
Mereka yang mengutuk pembunuhan itu antara lain Indonesia, Irak, Suriah, Aljazair, Yordania, Oman, Yaman, Kuwait, Tunisia, serta Turki, Malaysia, Pakistan, Afghanistan, China, dan Rusia.
Sejumlah proksi Iran mengancam membalas dendam atas kematian Haniyeh. Ketegangan antara Israel dan Hizbullah di Lebanon pun meningkat drastis.
Sementara itu, Hamas mengumumkan mereka telah memilih Yahya Sinwar, yang memimpin gerakan di dalam Jalur Gaza, sebagai pemimpin baru biro politik kelompok tersebut.