Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Israel dan Hizbullah Gunakan Propaganda sebagai Taktik Perang, Berikut Buktinya



loading…

Israel dan Hizbullah menggunakan propaganda sebagai taktik perang. Foto/IG/IDF

GAZAIsrael sudah dikenal sejak lama menggunakan propaganda aksi perangnya baik di Gaza dan Lebanon. Banyak informasi palsu untuk menciptakan perang psikologis. Tapi, Hizbullah juga menerapkan aksi yang sama.

Marc Owen Jones, seorang profesor madya analisis media di Universitas Northwestern Qatar, mengatakan Israel dan Hizbullah sama-sama terlibat dalam “propaganda” dan memberikan “informasi palsu” kepada media sebagai taktik perang.

“Hizbullah tidak akan mau mengungkapkan sejauh mana atau dampak serangan Israel terhadap Lebanon, karena ini akan menurunkan moral,” kata Jones kepada Al Jazeera.

Jones seraya menambahkan bahwa Israel telah terlibat dalam strategi serupa untuk “melebih-lebihkan keberhasilan mereka”.

“Namun jika Anda dianggap sebagai perantara yang tidak jujur, orang-orang belum tentu akan menganggap Anda sebagai aktor yang sah,” katanya.

“Itu benar-benar menipu masyarakat luas dan populasi dengan tidak memberi mereka fakta lengkap, gambaran lengkap yang menjadi hak mereka.”

Sementara itu, Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA) melaporkan bahwa jet Israel menghancurkan sebuah bangunan tempat tinggal 12 lantai di Chiyah di Dahiyeh, tak lama setelah mengeluarkan perintah evakuasi paksa lainnya untuk daerah tersebut.

Baca Juga: Zionis Tak Ingin Punya Pesaing dalam Kepemilikan Senjata Nuklir

NNA juga melaporkan serangan “kekerasan” Israel di lingkungan Burj al-Barajneh dan Hadath. Serangan terhadap Hadath terjadi di dekat Rumah Sakit Saint George, katanya.

Seperti yang telah kami laporkan, militer Israel telah meningkatkan serangan di Beirut dan Lebanon selatan, dengan melakukan 145 serangan di negara itu pada hari Sabtu.

Militer Israel telah mengeluarkan perintah pemindahan paksa baru untuk tiga daerah di pinggiran selatan ibu kota Lebanon, termasuk Burj al-Barajneh dan Chiyah, menjelang serangan yang direncanakan di daerah tersebut.

Perintah itu datang setelah seharian serangan gencar Israel di Dahiyeh, dengan militer Israel melaporkan empat gelombang pengeboman udara di daerah itu.

Dikatakan bahwa mereka melakukan serangan terhadap 50 target di Dahiyeh dalam seminggu terakhir.

(ahm)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *