Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Intelijen China Berupaya Merekrut Pegawai Pemerintah Amerika Serikat



loading…

Pusat Kontraintelijen dan Keamanan Nasional Amerika Serikat sebut intelijen China berupaya merekrut pegawai pemerintah Amerika. Foto/via BBC

WASHINGTON – Pusat Kontraintelijen dan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa intelijen China menggunakan metode penipuan untuk menargetkan pegawai pemerintah Amerika saat ini dan sebelumnya untuk perekrutan.

Peringatan tersebut muncul di tengah pemecatan massal pegawai federal yang dilancarkan oleh Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE) pimpinan miliarder Elon Musk.

“Entitas intelijen asing, khususnya yang ada di China, menargetkan karyawan pemerintah AS (USG) saat ini dan sebelumnya untuk direkrut dengan menyamar sebagai perusahaan konsultan, perekrut perusahaan, lembaga think tank, dan entitas lain di situs jejaring sosial dan profesional,” kata pusat tersebut dalam sebuah buletin, yang dikutip Reuters, Rabu (9/4/2025).

Pusat tersebut mengatakan tawaran kerja daring yang menipu dan pendekatan lain telah menjadi lebih canggih dalam menargetkan individu dengan latar belakang pemerintah AS yang mencari pekerjaan baru.

Lebih lanjut, pusat tersebut memperingatkan karyawan federal AS saat ini dan sebelumnya tentang pendekatan semacam itu.

Pusat itu menambahkan bahwa pemegang izin wajib melindungi data rahasia bahkan setelah meninggalkan pekerjaan federal.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka tidak mengetahui situasi tersebut dan menuduh AS memata-matai China.

Juru bicara kementerian tersebut, Lin Jian, menyebut tindakan AS sebagai “praktik yang tidak bertanggung jawab” dan mengatakan bahwa AS terlibat dalam “spionase global tanpa penyamaran apa pun”.

Reuters sebelumnya melaporkan tentang jaringan perusahaan yang dioperasikan oleh perusahaan teknologi China yang tertutup yang telah mencoba merekrut pekerja pemerintah AS yang baru saja diberhentikan.

(mas)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *