Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Ini Tuntutan Masa Demonstran Amerika, Banyak Kebijakan Partai Republik Diprotes



loading…

Demonstrasi besar pecah di AS belum lama ini, menentang Presiden Donald Trump dan penasehatnya, miliarder Elon Musk. Foto/Jovanny Hernandez/Milwaukee Journal Sentinel

JAKARTA – Demonstrasi besar-besaran baru saja mengguncang Amerika Serikat, yang dipicu oleh ketidakpuasan terhadap kebijakan Presiden Donald Trump dan penasihatnya yang kontroversial, Elon Musk.

Ribuan orang turun ke jalan menyuarakan keresahan mereka terhadap berbagai kebijakan yang dianggap otoriter dan merugikan rakyat.

Menurut laporan Al Jazeera, aksi protes bertajuk “Hands Off” ini tersebar di berbagai wilayah AS. Lebih dari 1.200 titik unjuk rasa digelar secara serentak, menjadikannya sebagai salah satu mobilisasi publik terbesar dalam satu hari dalam sejarah pemerintahan Trump.

Lokasi-lokasi utama unjuk rasa meliputi National Mall di Washington, D.C., serta berbagai kota di 50 negara bagian. Penyelenggara memperkirakan lebih dari 250.000 orang ambil bagian dalam aksi solidaritas nasional ini.

Gerakan ini menjadi salah satu demonstrasi paling signifikan selama masa kepresidenan Donald Trump. Masyarakat merasa semakin terdesak oleh kebijakan pemerintah yang dinilai tidak mewakili kepentingan umum.

Salah satu tuntutan utama para demonstran adalah penolakan terhadap pemikiran yang mereka anggap mengarah pada fasisme. Trump dan Musk disebut telah menciptakan krisis sosial melalui dominasi kekuasaan dan kebijakan yang hanya menguntungkan segelintir elite.

Pernyataan dari pihak penyelenggara menyebut bahwa kepemimpinan saat ini memanfaatkan sumber daya negara demi keuntungan pribadi—baik itu data publik, layanan kesehatan, maupun pekerjaan rakyat. Situasi ini dipandang sebagai kondisi darurat yang menuntut respons segera.

Di antara peserta aksi di Washington, terdapat warga bernama Ramesh Boodram dari New York. Dia mengaku dulunya adalah pendukung Trump, namun kini merasa dikhianati karena banyak janji kampanye yang tidak ditepati.

Boodram menyoroti kondisi ekonomi yang tak kunjung membaik, termasuk harga bahan pokok dan bahan bakar yang terus naik. Dia juga prihatin dengan masa depan program Jaminan Sosial yang kini berada dalam ketidakpastian.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *