Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Ingin Palsukan Sejarah, Arkeolog dan Tentara Israel Malah Tewas di Lebanon Selatan



loading…

Tentara Israel berada di dekat perbatasan Lebanon. Foto/anadolu

BEIRUT – Pemerintah Lebanon mengecam militer Israel karena menyerbu situs arkeologi di Lebanon selatan untuk memalsukan sejarah dan memanipulasi fakta.

Aksi militer Zionis itu dilakukan bersama dengan arkeolog Israel, Zeev Erlich. Namun malang nasib mereka, Erlich dan seorang tentara Israel justru tewas di wilayah Lebanon, menurut laporan Anadolu Agency.

Pada hari Kamis (21/11/2024), penyiar publik Israel, KAN, mengatakan arkeolog Erlich (71 tahun) tewas bersama dengan seorang tentara Israel, dalam bentrokan dengan pejuang Hizbullah di Lebanon selatan.

Menteri Kebudayaan Lebanon, Mohammad Al-Murtada, mengatakan aksi pasukan Israel yang mengawal Erlich merupakan pelanggaran berat terhadap resolusi UNESCO yang bertujuan melindungi situs sejarah dan budaya Lebanon dari serangan Israel.

Pada hari Senin, UNESCO mengumumkan mereka menempatkan 34 situs budaya di Lebanon yang terancam oleh pemboman Israel di bawah “perlindungan sementara yang diperkuat” dan memberikan bantuan keuangan darurat untuk melindungi warisan budaya Lebanon dari pemboman Israel.

Al-Murtada mengatakan Erlich memasuki kota Shama di Lebanon selatan, bersenjata dan dikawal oleh pasukan Israel, untuk memeriksa tempat suci Nabi Shamoun dan secara keliru mengklaim tempat itu adalah “warisan Israel”.

Dia menekankan, “Kedatangan Erlich di situs sejarah tersebut menegaskan sekali lagi sifat ekspansionis agresif dari entitas (Israel) melalui pendudukan tanah, sejarah, dan warisan Lebanon.”

“Sejarah Israel yang dituduhkan di tanah kami tidak lebih dari sekadar mitos yang tidak ada hubungannya dengan kebenaran sejarah yang sebenarnya,” tegas Menteri Lebanon tersebut.

Menurut media Israel, Erlich adalah pemukim terkenal yang tinggal di pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki.

Harian Israel, Yedioth Ahronoth, mengatakan arkeolog Israel itu sedang dalam misi untuk memeriksa benteng kuno di Lebanon selatan.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *