loading…
Para pencari suaka asal Eritrea menggelar unjuk rasa di depan gedung Kedutaan Besar Eritrea di Tel Aviv, Israel pada 2 September 2023. Foto/Mostafa Alkharouf/Anadolu Agency
Hamas menggambarkan perekrutan para pencari suaka sebagai “pelanggaran terhadap aturan paling dasar hak asasi manusia, dengan mengeksploitasi kebutuhan imigran dan pencari suaka.”
Kelompok pejuang Hamas menambahkan, “Ini adalah upaya untuk mengganti kerugian besar yang dialami tentara pendudukan akibat konfrontasi dengan perlawanan rakyat pemberani kami di Jalur Gaza.”
Hamas menyerukan kepada masyarakat internasional dan lembaga hak asasi manusia internasional “untuk mengutuk kejahatan ini yang menunjukkan perilaku geng rasis, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk meminta pertanggungjawaban para pemimpin pendudukan kriminal atas pelanggaran serius mereka terhadap hukum perang dan hukum internasional dan hukum humaniter.”
Surat kabar Israel Haaretz melaporkan pada Minggu (15/9/2024) bahwa tentara Israel telah mengeksploitasi para pencari suaka Afrika dalam upaya perang di Jalur Gaza sebagai tentara bayaran, mempertaruhkan nyawa mereka sebagai imbalan untuk membantu permintaan mereka memperoleh status permanen di negara tersebut.
Surat kabar tersebut mengutip pernyataan pejabat militer Israel yang mengklaim “proyek tersebut dilakukan secara terorganisasi, dan disertai dengan nasihat hukum, tetapi aspek moral perekrutan pencari suaka tidak dibahas sama sekali.”
(sya)