Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Giliran Prancis Izinkan Rudal Jarak Jauhnya Digunakan Ukraina untuk Serang Rusia



loading…

Setelah AS, kini giliran Prancis izinkan Ukraina gunakan rudal jarak jauh pasokan Paris untuk serang wilayah Rusia. Foto/Kementerian Pertahanan Ukraina

PARIS – Setelah Amerika Serikat (AS), kini giliran Prancis mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh pasokan Paris untuk menyerang wilayah Rusia yang diakui secara internasional.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot mengatakan Kyiv dapat menggunakan misil pasokan Paris, tanpa mengonfirmasi apakah serangan tersebut telah terjadi.

Dalam wawancara yang akan disiarkan oleh BBC pada hari Minggu (24/11/2024), Barrot mengatakan bahwa Paris tidak menetapkan dan menyatakan “garis merah” pada dukungannya terhadap Kyiv, dan bahwa serangan jarak jauh di tanah Rusia dapat dilakukan oleh Ukraina dalam logika membela diri.

Prancis telah memasok Ukraina dengan sejumlah rudal jelajah SCALP-EG yang tidak diketahui jumlahnya, yang telah digunakan Kyiv untuk menyerang target di Crimea dan empat bekas wilayah Ukraina yang bergabung dengan Federasi Rusia sejak tahun 2022.

SCALP-EG, yang dikenal sebagai Storm Shadow di Inggris, adalah rudal jelajah Inggris-Prancis yang diluncurkan dari udara dengan jangkauan maksimum 550 km (390 mil).

Komentar Barrot muncul sehari setelah militer Ukraina mengonfirmasi bahwa rudal Storm Shadow pasokan Inggris digunakan untuk pertama kalinya dalam serangan ke Wilayah Kursk Rusia, tempat pasukan Ukraina melancarkan invasi lintas batas pada bulan Agustus.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, sistem pertahanan udara Moskow menembak jatuh dua rudal Inggris tersebut.

Akhir pekan lalu, Presiden AS Joe Biden dilaporkan mengizinkan Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh ATACMS pasokan Amerika dalam serangan ke Wilayah Kursk.

Dalam beberapa hari setelah keputusan Biden, yang enggan dikonfirmasi secara resmi oleh Gedung Putih, sistem pertahanan udara Rusia mencegat lima rudal ATACMS di atas Wilayah Bryansk, kata Kementerian Pertahanan di Moskow.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *